Girarda, Pemerhati Sosial
Andai Saja Israel Kalah

Konglomerat Israel Ternyata Punya Mesin Uang Populer di RI FOTO: CBNC
Jakarta, law-justice.co - Tentu banyak yang tidak percaya bila Israel kalah. Mengingat selama ini sepak terjangnya menununjukkan arogansi kedigdayaan. Berapa puluh resolusi PBB dianggap sampah, berapa juta orang di seantero yang demo dianggap angin lalu.
Serangan membabi buta, blokade total, hingga disebut genosida, terhadap Palestina terus berlangsung. Serangan terhadap Libanon, Iran, Suriah beberapa kali terjadi.
Israel yang selama ini jumawa didukung penuh oleh Amerika Serikat dan sekutu barat lainnya. Namun sepekan ini semua mata dunia terbelalak.
Pasca serangan Israel ke Iran tanggal 13 Juni 2025 yang menyasar fasilitas nuklir dan militer menewaskan petinggi dan ilmuwan nuklir, serangan balasan Iran memporak porandakan ibukota Israel Tel Aviv dan kota besar lainnya.
Kilang minyak, pembangkit listrik, bandara, pusat komando militer, bursa saham, gedung bertingkat, bahkan bunker perlindungan hancur berkeping.
Iron dome yang dibanggakan menjadi cerita lama yang sudah usang. Lumpuh. Rakyat mulai ketakutan, tentara mulai turun moralnya. Sementara rudal Iran dengan daya ledak semakin kuat terus terjun tak terbendung.
Bila hal ini berlanjut terus rasanya tinggal tunggu waktu pemerintah Israel menerima kenyataan, mengibarkan bendera putih, menyerah tanpa syarat. Selanjutnya Iran sebagai pemenang tinggal masuk ke Israel bersama Yaman dan Palestina untuk berbagi peran membuat peta wajah baru Israel.
Andai nanti Israel ternyata kalah dan menyerah, tergantung pemenang apakah Israel akan dilucuti senjatanya, PM Benyamin Netanyahu diserahkan ke Mahkamah Internasional sebagai penjahat kemanusiaan, dibentuk pemerintahan sesuai selera pemenang, garis batas negara dikembalikan seperti pra 1967.
Atau yang ekstrim Israel di likuidasi dijadikan menjadi Palestina Raya seperti kondisi pra 1948, dengan rakyat Yahudi menjadi bagian dari Palestina Raya.
Perlu diingat bahwa di atas langit masih ada langit, perbuatan diluar batas perikemanusiaan tidak boleh terus eksis di muka bumi, kehadiran manusia adalah untuk mengelola dan memakmurkan seisi bumi.
Komentar