Prabowo Panggil Muzani dan Dasco ke Istana, Bahas Isu Strategis

Selasa, 29/04/2025 23:21 WIB
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Muzani menyampaikan keterangan pers usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 29 April 2025. (Foto: BPMI Setpres)

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ahmad Muzani menyampaikan keterangan pers usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 29 April 2025. (Foto: BPMI Setpres)

Jakarta, law-justice.co - Presiden Prabowo Subianto mengundang pentolan Partai Gerindra, yakni Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani dan Ketua Harian Partai Sufmi Dasco Ahmad ke Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (29/4/2025). Yang dibahas memang bukan agenda partai, melainkan status Muzani sebagai Ketua MPR dan Dasco yang berstatus Wakil Ketua DPR.

"Tadi kita makan siang sama Presiden, tadi Presiden minta makan bareng sama saya dan kawan-kawan, tadi kami menemani makan siang Presiden," kata Muzani selepas bertemu Presiden Prabowo kepada awak media.

Menurut Muzani, makan siang di Istana diikuti sejumlah orang termasuk dirinya. Selain Dasco, ikut juga Sekretaris Kabinet Teddy Wijaya dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

Dia mengungkapkan, pertemuan itu hanya membahas hal ringan. Muzani memastikan, tidak ada pembahasan politik sama sekali. "Tidak ada yang dibahas khusus. Kebiasaan orang Indonesia saat makan siang di beberapa daerah menunya dan beberapa hal zaman kecil beliau (Presiden Prabowo) saat makan siang, gak ada yang serius, enggak ada yang politis," ujar Muzani.

Dia juga memastikan, pertemuan dengan Presiden Prabowo tidak membahas masalah pengunduran Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi. Muzani malah mengaku, baru mendengar kabar Hasan Nasbi mundur.

"Pertama tidak dibahas sama sekali saya juga belum baca belum mendenga,r jadi saya tadi dikasih tahu sama staf saya. Komunikasi ya lembaga itu kan sudah dibentuk, jadi harus eksis, Tapi soal itu saya belum tahu dan belum paham," kata Muzani.

Dia pun tidak bisa mengomentari ketika ditanya siapa calon pengganti Hasan. Termasuk apakah Gerindra bakal menyodorkan kadernya menjadi kepala PCO. "Saya belum dapat cerita kesahihannya gitu. Saya belum tahu saya belum baca saya belum dengar katanya ada di YouTube juga saya belum liat," ucap Muzani.

Muzani mengatakan, poin yang juga menjadi topik pembahasan Presiden Prabowo terkait evaluasi menyeluruh terhadap direksi BUMN.

Evaluasi itu menjadi bagian dari penilaian dan upaya untuk memastikan BUMN menjadi institusi yang kuat dan berkontribusi nyata terhadap pembangunan nasional. "Tadi diomongin sedikit memang tentang berapa kinerja badan usaha negara. Beliau berharap bisa menjadi sebuah unit usaha negara yang memiliki kekuatan yang cukup tangguh. Karena di satu sisi penyertaan modal dari negara cukup signifikan nilainya," jelas Muzani.

Menurut sekjen DPP Partai Gerindra itu, masyarakat memiliki ekspektasi tinggi terhadap kinerja penyelenggara di tubuh BUMN. Hal tersebut termasuk BUMN yang bergabung dalam Danantara agar mampu memberi kontribusi besar bagi pembangunan ekonomi nasional.

"Di sisi lain yang diharapkan sama masyarakat dari kinerja para penyelenggara di badan usaha milik negara termasuk yang bergabung dalam Danantara bisa memberi andil yang besar bagi perkembangan pembangunan ekonomi di Indonesia. Terutama untuk kesejahteraan rakyat dan masyarakat Indonesia," ucap Muzani.

Selain itu, Muzani mengatakan, dalam pertemuan tersebut juga membahas terkait kelanjutan upaya penanganan warga Palestina yang terdampak konflik, khususnya di wilayah Gaza. Pemerintah Indonesia akan terus membantu Palestina sebisa mungkin.

"Yang ada dalam pikiran beliau adalah bagaimana ketika Palestina Merdeka itu, orang-orang yang mengalami trauma perang, anak-anak, perempuan, wanita, orang-orang yang cacat itu bisa segera pulih dan bisa kembali ke Tanah Airnya," ucap Muzani.

Presiden Prabowo, kata dia, juga menaruh perhatian khusus terhadap para tenaga medis dan tenaga pendidik asal Palestina. Muzani menilai, mereka harus dibantu untuk memulihkan trauma dan meningkatkan kapasitas profesional agar siap berkontribusi dalam pembangunan masa depan Palestina.

"Sehingga ketika Palestina dinyatakan bebas dari peperangan, maka dia bisa kembali ke Tanah Airnya di Palestina untuk bersama-sama membangun masa depan Palestina," ujar Muzani.

(Rohman Wibowo\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar