Kebiasaan Sehari-hari Bisa Merusak Ginjal, Mitos yang Harus Dihentikan

Kebiasaan Sehari-hari Bisa Merusak Ginjal, Mitos yang Harus Dihentikan foto suarasurabaya.net
law-justice.co -
Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Merusak Ginjal, Dokter Ungkap 9 Mitos yang Harus Dihentikan
Penyakit ginjal semakin banyak menyerang masyarakat dari berbagai usia. Namun, banyak orang masih percaya pada mitos-mitos seputar kesehatan ginjal yang justru dapat memperburuk kondisi mereka.
Dr. Bharat Shah, Direktur Ilmu Ginjal di Gleneagles Hospital, Mumbai, membeberkan beberapa kesalahpahaman umum yang perlu segera diluruskan, dilansir Hindustan Times.
Salah satu kebiasaan yang disebut paling merusak ginjal adalah konsumsi obat penghilang rasa sakit (painkiller) secara berlebihan.
Dr. Shah menekankan bahwa penyalahgunaan obat ini merupakan salah satu penyebab utama penyakit ginjal kronis di India, dan berpotensi juga di negara lain seperti Indonesia.
Berikut ini 9 mitos seputar penyakit ginjal yang perlu hentikan sekarang juga:
1. Mitos: Penyakit ginjal itu jarang terjadi
Fakta: Penyakit ginjal kronis (CKD) sebenarnya sangat umum, terutama akibat tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit autoimun, batu ginjal, dan penggunaan obat pereda nyeri yang berlebihan.
2. Mitos: Penyebab penyakit ginjal tidak diketahui
Fakta: Penyebab utama penyakit ginjal adalah diabetes dan hipertensi, disusul oleh faktor genetik, infeksi ginjal berulang, dan konsumsi obat-obatan tertentu.
3. Mitos: Kalau tubuh terasa sehat, ginjal pasti baik-baik saja
Fakta: Penyakit ginjal sering tidak menunjukkan gejala di tahap awal. Gejala seperti tekanan darah tinggi dan pembengkakan bisa menjadi tanda awal. Pemeriksaan rutin sangat penting untuk mendeteksi dini.
4. Mitos: Dialisis adalah satu-satunya solusi bagi penderita ginjal
Fakta: Tidak semua penderita perlu menjalani dialisis. Jika penyakit terdeteksi dan ditangani sejak dini, perkembangan penyakit bisa diperlambat atau dicegah.
5. Mitos: Harus menunggu lama untuk transplantasi ginjal
Fakta: Transplantasi bisa dilakukan lebih cepat jika ada donor hidup dari keluarga. Jika tidak, bisa mendaftar untuk donor dari pendonor meninggal dunia. Meningkatkan kesadaran donasi organ dapat memperpendek waktu tunggu.
6. Mitos: Pasca-transplantasi pasien akan lemah
Fakta: Banyak pasien yang berhasil kembali menjalani hidup normal setelah transplantasi ginjal.
7. Mitos: Transplantasi hanya untuk orang muda
Fakta: Siapa pun yang sehat secara umum dan hanya mengalami masalah ginjal dapat menjalani transplantasi, tanpa memandang usia.
8. Mitos: Hanya keluarga kandung yang bisa mendonorkan ginjal
Fakta: Jika tidak ada keluarga yang cocok, donor dari kerabat dekat atau hubungan emosional juga bisa dilakukan dengan persetujuan dari komite negara bagian.
9. Mitos: Transplantasi ginjal sangat berisiko
Fakta: Berkat kemajuan teknologi bedah dan perawatan pasca-operasi, tingkat keberhasilan transplantasi ginjal kini sangat tinggi dan jauh lebih aman dibandingkan sebelumnya.
Dr. Shah mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum terbukti dan selalu berkonsultasi dengan dokter terkait kesehatan ginjal. Pemeriksaan rutin dan gaya hidup sehat adalah kunci untuk mencegah kerusakan ginjal sejak dini.(dra/ipg)
Komentar