Disambut Pajak Anjlok! Tahun Fiskal Pertama Presiden Prabowo

Disambut Pajak Anjlok! Tahun Fiskal Pertama Presiden Prabowo Foto: ekbis.sindonews.com
law-justice.co -
Tahun ini merupakan tahun fiskal pertama secara penuh Presiden Prabowo Subianto banyak sekali program-program yang menjadi janji kampanye tetapi juga banyak kejutan-kejutan yang diberikan. Fokus dianggaran untuk program makan bergizi gratis ,kemudian modal Danantara , diskon tarif listrik sampai 50% diskon dan juga tarif pesawat .
Sebelumnya juga pernah menaikkan gaji hakim terbaru , pembagian THR dan tunjangan kinerja .
Sampai banyak sekali kebaikan hati yang diberikan presiden Prabu Subianto .
Pertanyaannya Mampukah APBN kita mengakomodir niat baik ini . Dari sisi data selanjutnya kenyataannya saudara mimpi atau cita-cita besar presiden harus menghadapi kekurangan uang .
Tulang punggung yang membiayai banyak kebutuhan negara sedang kesulitan dalam penerimaan pajak pada Februari 2025 anjlok lebih dari 30% kita bandingkan dulu saudara penerimaan pajak di tahun lalu atau di tahun 2024 . Saat itu mencapai Rp 269 triliun atau 13,5% dari target APBN di tahun 2024 .
Februari tahun ini penerimaan pajak yakni 187,8 triliun atau terealisasi 8,6% dari target APBN 2025 pencapaian pajak awal tahun ini sudah anjlok
30,19% dibandingkan dengan tahun lalu . Apa dampak pajak yang anjlok kita ke data selanjutnya masalahnya lagi belanja negara pada Februari 2025 5 ini mencapai rp 348,1 triliun dengan realisasi ini APBN per Februari 2025 akhirnya defisit ini dia alias 31,2 triliun atau 0,13% terhadap produk domestik bruto atau PDB padahal periode sama di tahun lalu di Februari 2024 APBN kita masih surplus 26,04 triliun atau 0,11% terhadap PDB
Saat ini adalah defisit fiskal pertama sejak tahun 2021 Apakah defisit yang lebar ini kalau penerimaan pajak yang unjlok ini jadi sinyal bahwa ekonomi sedang tidak baik-baik saja .
Apakah jadi sinyal juga bahwa negara akan menarik utang lebih besar dari proyek kita ke data selanjutnya nah yang pasti saudara
setelah tidak membuka APBN kita di Januari Sri Mulyani sama sekali tidak menyinggung permasalahan cotax yang dikeluhkan secara luas
Masalah yang terjadi kata Sri Mulyani adalah karena masalah Global yang menekan harga komoditas dalam paparan kinerja PBN
kemarin saudara menq juga menyorotilas beruntun yang terjadi di awal tahun 2025
Sri Mulyani bilang deflasi itu merupakan hasil desain pemerintah seperti diskon tarif listrik dan bukan pertanda krisis.
Kebijakan pemerintah menurunkan administered price jadi umpamanya 2 bulan ya 2 bulan kita memberikan diskon listrik itu pasti menurunkan harga kemudian kita melakuk langkah untuk menurunkan beban teman-teman yang akan mudik lebaran dari mulai tadi penurunan PPN tiket kemudian harga tol dan lain-lain
Jadi kalau deflasi itu karena administer price yang turun bukan krisis Iya kan bukan krisis . Benar kan , karena memang didesain untuk turun.
kalau kita lihat ini dan tadi juga pemerintah mencoba menjaga daya beli masyarakat dengan membuat langkah-langkah menurunkan administered
price itu tujuannya supaya kita tetap stabil makanya disebut resilient Makanya kalau tadi saya Sebutkan di dalam growth-nya konsumsi rumah tangga masih tumbuh 4,96 itu adalah growth ya tahun sampai akhir tahun .
Dan januari februari akan deflasi karena berbagai langkah tadi harga pangan turun Kemudian beberapa diskon listrik itu apa betuk krisis ? Enggak Enggak kan Ya itu adalah upaya ya " ujar Sri mulyani dalam account Youtube kompastv.
Komentar