Polda Metro `Sapu` 100 Armada Travel Gelap Jelang Momen Mudik Lebaran

Ilustrasi pengelola travel gelap yang diberi peringatan keras oleh Polda Metro Jaya (kompas)
law-justice.co - Ditlantas Polda Metro Jaya `menyapu` 100 mobil travel gelap jelang momen mudik lebaran 2025.
Giat mengamankan 100 kendaraan travel gelap itu dilakukan saat pelaksanaan Operasi Keselamatan Jaya 2025.
"Polda Metro Jaya sudah mengamankan kurang lebih hampir 100 kendaraan travel yang diduga gelap. Jadi travel yang tidak ada izinnya mengangkut penumpang dan tidak dikover asuransi," kata Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (17/2).
Agus menerangkan penindakan ini dilakukan untuk mencegah kecelakaan yang melibatkan travel gelap selama arus mudik Lebaran 2025.
Apalagi, sambungnya, berkaca pada arus mudik Lebaran tahun lalu yakni kasus sebuah travel gelap terlibat insiden kecelakaan maut di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek. Insiden itu menyebabkan belasan orang tewas.
"Maka dari itu jajaran Korlantas Polri dan jajaran melakukan upaya-upaya preemtif untuk bisa menyampaikan kepada seluruh pengusaha, khususnya travel gelap agar tidak mencari penumpang pada saat Lebaran," ungkap Agus.
Lebih lanjut Agus menegaskan jajaran kepolisian dan pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan kelancaran dan keamanan selama arus mudik Lebaran 2025 mendatang.
"Jadi pemerintah akan hadir untuk memastikan pada proses arus mudik dan balik tentunya nanti akan aman dan selamat," jelasnya.
Ditlantas Polda Metro Jaya menggelar Operasi Keselamatan Jaya 2025 selama dua pekan atau pada 10 hingga 23 Februari. Total ada 1.675 personel gabungan yang diterjunkan dalam operasi ini.
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto berharap pelaksanaan Operasi Keselamatan Jaya 2025 ini dapat menurunkan angka kecelakaan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Dengan adanya operasi keselamatan tentunya di masa-masa yang akan datang angka kecelakaan lalu lintas akan lebih berkurang. Artinya apa? Dengan menyadarkan atas keselamatan maka masyarakat akan lebih paham," kata Karyoto.
Komentar