Ribuan Polisi Siaga Kawal Aksi Indonesia Gelap BEM SI di Patung Kuda

Aksi teatrikal dimainkan mahasiswa di depan Monas, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2023) aksi ini sebagai kritik sosial atas kondisi di masa pemilu saat ini yang banyak diwarnai aksi saling nyinyir ketimbang adu gagasan. Koordinator Komrad Pancasila, Antoni Yuda menjelaskan pentas hari ini menggambarkan bagaimana kondisi tanah air di masa Pemilu 2024. Robinsar Nainggolan
Jakarta, law-justice.co - Hari ini, Senin 17 Februari 2025, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar unjuk rasa bertajuk `Indonesia Gelap` di Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Koordinator Pusat BEM SI, Herianto mengatakan sekitar 5.000 massa yang akan mengikuti aksi di Patung Kuda dan di sejumlah wilayah di Indonesia.
"Hari ini kami mengintruksikan buat turun serentak di setiap daerah, ya (di Jakarta dipusatkan di Patung Kuda) mulai kumpulnya jam 12 siang," kata Herianto.
Herianto menyebut ada sejumlah tuntutan yang diusung dalam aksi demo ini. Yakni, menuntut presiden mencabut Inpres no 1 tahun 2025 yang merugikan rakyat, transparansi status pembangunan, transparansi keseluruhan program MBG.
Kemudian, massa aksi juga mengusung tuntutan tolak revisi UU Minerba, tangkap dan adili Jokowi, serta menuntut pengesahan RUU Perampasan Aset.
Terpisah, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro menyampaikan ada sebanyak 1.623 personel yang dikerahkan untuk mengamankan aksi demo tersebut.
"Total sebanyak 1.623 personel dikerahkan untuk melakukan pengamanan. Aksi BEM SI dan aliansi lainnya," ucap dia.
Susatyo menerangkan ribuan personel itu akan disebar di sejumlah titik. Mulai dari bundaran Patung Kuda hingga depan Istana Negara.
Terkait rekayasa lalu lintas, Susatyo menyebut masih bersifat situasional. Artinya, penutupan dan pengalihan arus lalu lintas akan dilakukan jika terjadi peningkatan jumlah massa pedemo.
"Apabila jumlah massanya tidak banyak, lalu lintas normal seperti biasa. Kita lihat nanti jumlah massanya, bila nanti di sekitaran bundaran Patung Kuda Monas itu massanya cukup banyak dan eskalasi meningkat, maka arus lintas yang akan mengarah ke depan akan dialihkan," tutur dia.
Lebih lanjut, Susatyo turut mengimbau kepada para koordinator lapangan (korlap) dan orator untuk melakukan orasi dengan santun dan tidak memprovokasi massa.
"Lakukan unjuk rasa dengan damai, tidak memaksakan kehendak, tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas umum. Hormati dan hargai pengguna jalan yang lain yang akan melintas di bundaran Patung Kuda Monas, dan beberapa lokasi lainnya," pungkasnya.
Komentar