Pelantikan Donald Trump Besok,Investor Ramai Menunggu Harga Emas

Minggu, 19/01/2025 22:33 WIB
Pelantikan Donald Trump Besok,Investor Ramai Menunggu Harga Emas foto Liputan6.com

Pelantikan Donald Trump Besok,Investor Ramai Menunggu Harga Emas foto Liputan6.com

law-justice.co -  

Harga emas dunia sempat mengalami reli yang cukup signifikan dan menyentuh level tertinggi dalam satu bulan terakhir setelah data ekonomi terbaru AS semakin menekan imbal hasil Treasury, menyusul laporan inflasi inti yang lemah minggu ini.

Harga emas dunia masih berada di jalur trend kenaikan secara mingguan, walau tertekan pada Jumat (17/1/2025). Harga emas dunia sendiri sudah melampaui level kunci 2.700 dollar AS per ons (sekira Rp 41,58 juta, atau rp 15.400 per dollar AS).

Harga di Indonesia Kemarin tangga 17 januari  2025  Harga emas batangan Logam Mulia produksi mengalami puncak harga tertinggi . yaitu  Rp  1.594.000 /gram.

 

Imbas Ketidakpastian mengenai kebijakan Presiden terpilih Donald Trump

Harga emas dunia yang "on the track" naik ini seiring ketidakpastian mengenai kebijakan Presiden terpilih Donald Trump

Dan juga adanya spekulasi bahwa ada kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut akan mempengharuhi harga emas dunia.

Tercatat pada Jumat, harga Emas spot turun 0,4 persen menjadi 2.701,03 dollar AS per ons (Rp 41,61 juta), sementara kontrak berjangka emas AS turun 0,1 persen menjadi 2.748,70 dollar AS per ons (42,33 juta).

"Penurunan hari ini tidak signifikan, lebih kepada aksi ambil untung daripada faktor lain, mungkin sedikit terbantu dengan penguatan dolar hari ini yang memberikan tekanan ringan," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, dikutip dari CNBC.

Diberitakan juga : Wall Street Tutup Pekan di Zona Hijau, Invesor Tunggu Efek Pelantikan Donald Trump

 

Sebelumnya, harga emas dunia mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu bulan pada hari Kamis (16/1/2025), hanya terpaut 65,6 dollar AS (sekira Rp 1 juta) dari rekor tertinggi sepanjang masa yang tercatat di angka 2.790,15 dollar AS (Rp 42,96 juta) pada bulan Oktober 2024.

 

Harga emas mencatatkan kenaikan sebesar 0,8 persen sejauh minggu ini, yang merupakan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Reli kenaikan tersebut setelah data inflasi inti AS yang lebih rendah dari perkiraan pada hari Rabu (15/1/2025) meningkatkan spekulasi tentang kemungkinan lebih dari satu kali pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve.

Para pedagang memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga pada akhir tahun, dengan Gubernur Fed Christopher Waller memberi petunjuk kemungkinan pemangkasan lebih lanjut jika data ekonomi melemah lebih jauh. Menurut Meger, pasar kini sangat menantikan pelantikan Trump pada 20 Januari, dengan tarif perdagangan yang luas diharapkan akan semakin memicu inflasi dan memicu perang dagang, yang berpotensi meningkatkan daya tarik emas sebagai aset pelindung.

"Ketidakpastian terkait kebijakan yang akan diterapkan Presiden Trump telah menjadi salah satu faktor yang mendukung harga emas," tambah Meger.

 

Emas sebagai senjata pelindung nilai

Emas yang tidak menghasilkan bunga, yang sering dianggap sebagai pelindung terhadap inflasi dan ketidakpastian politik, akan diuntungkan dari suku bunga yang lebih rendah. "Ada tanda tanya mengenai kebijakan tarif dan bagaimana penerapannya.

Banyak investor melihat emas sebagai cara untuk melindungi diri dari risiko penurunan, jika kebijakan baru ini merugikan pertumbuhan ekonomi," kata Nitesh Shah, ahli strategi komoditas di WisdomTree.

Jika bank sentral AS/The Fed menurunkan suku bunga, hal ini dapat melemahkan dolar dan membuat emas lebih menarik. Dengan bank sentral yang terus membeli emas dalam jumlah besar dan kekhawatiran inflasi yang terus berlanjut, harga emas bisa mendapatkan dukungan kuat sepanjang tahun 2025.

 

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar