Diancam Usai Protes Pagar Misterius di Laut Tangerang

Sabtu, 11/01/2025 00:42 WIB
Diancam Usai Protes Pagar Misterius di Laut Tangerang  foto CNNindobesia.com

Diancam Usai Protes Pagar Misterius di Laut Tangerang foto CNNindobesia.com

law-justice.co - Pengakuan  Nelayan   Diancam Usai Protes Pagar Misterius di Laut Tangerang , 

Viral terkait video yang memperlihatkan tentang pagar sepajang 30 Km di laut Kabupaten Tangerang . Media sosial dibanjiri komentar netizen . Bahkan, berbagai media massa nasional juga memberitakan hal itu. Merupakan hal wajar saja karena sebagian publik merasa aneh siapa pemilik pagar atau otak di belakang pembangunan pagar sepanjang 30 Km di Kabupaten Tangerang itu.

Sementara sejumlah nelayan di pesisir Kabupaten Tangerang mengaku diancam setelah protes pembangunan pagar misterius sepanjang 30 km di laut Kabupaten Tangerang.
Seorang nelayan yang namanya dirahasiakan untuk alasan keamanan menyebut kejadian itu bermula sekitar lima bulan lalu.

Nelayan berasal  di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang telah mengirim beberapa kapal untuk mengunjungi kapal Misterius yang sedang memasang pagar. Mereka meminta para pekerja menyetop pembangunan pagar.

 

Namun, permintaan untuk menyetop pembangunan tak pernah digubris. Para pekerja itu tetap melanjutkan pembangunan pagar di laut. Sepetiya tanpa menghiraukan keluhan warga dilokasi pagar tersebut.


Diberitakan  bahwa  PIK 2 Bantah Bangun Pagar Laut Misterius 30 Km di Tangerang: Fitnah


Beberapa waktu kemudian,  Respon  akibat  menegor  pekerja bayaran , malah ada segerombolan orang tak dikenal mendatangi kampung nelayan itu.

"Kita demo malah dibilang provokator. Dibilang ada catatannya di koramil, di polsek, catatan perorangan ada ini nih yang provokator," kata nelayan yang ditemui CNNIndonesia.com di Desa Ketapang.

Para nelayan juga sudah mengadu ke kepala desa. Namun, sang kades mengaku tak tahu tentang pagar itu. Ia hanya berjanji akan mengurus persoalan itu.

Kantor kepala Desa Malah Sepi

Media Nasional  telah mendatangi Kantor Desa Ketapang untuk meminta penjelasan. Namun tak ada pejabat desa yang bisa ditemui meski jam baru menunjukkan pukul 11.15 WIB.

Pagar misterius itu semakin hari semakin panjang. Ruang nelayan mencari ikan terus tergerus.


keluhan warga , Seorang nelayan lain di Desa Ketapang mengeluhkan pendapatannya menurun karena pagar laut tersebut. Biasanya, ia bisa mengantongi Rp150 ribu per hari dari berburu cumi-cumi.

Setelah pagar misterius terbangun, ia cuma mampu membawa pulang Rp50 ribu hingga Rp70 ribu. Hal itu karena modal solar yang harus dikeluarkan bertambah.

"Rp100 ribu aja susah sekarang. Solar biasanya sehari habis seliter, sekarang bisa dua liter," ujar Gani yang membawa media nasional  melihat langsung pagar laut tersebut.

Nasib yang ia alami juga terjadi ke lebih dari 500 orang nelayan di Desa Ketapang. Nelayan-nelayan lain juga mengeluhkan pembangunan pagar di laut itu.

 

Diberitakan Pagar Laut Misterius 30 Km Disegel KKP Atas Perintah Prabowo.  
Nelayan-nelayan juga mengkhawatirkan potensi bambu-bambu di pagar terhempas ombak. Hal itu bisa membahayakan keselamatan mereka.

"Kalau ombak, bingung kita. Kalau malam gimana itu? Risiko besar buat kita itu. Kalau siang sih enak kelihatan. Kalau malam bagaimana? Kalau kena body kapal, bisa bocor, bahaya," ujarnya.

Selain soal penurunan pendapatan, nelayan juga mengkhawatirkan faktor keselamatan. Pasalnya, mereka harus melintasi celah-celah sempit pagar untuk mencapai lokasi ikan.

Berdasarkan pengamatan , pagar misterius di laut Tangerang terbangun rapi. Sebagian besar pagar sudah terlihat seperti jembatan. Pagar-pagar itu bisa ditapaki manusia.

Ada celah sekitar lima meter di beberapa titik. Celah itu yang bisa digunakan nelayan untuk berlayar ke lokasi ikan.

Diberitakan  :
Menteri KKP Ancam Cabut Pagar Laut 30 Km Jika Terbukti Tak Berizin


Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan menyegel pagar sepanjang 30 kilometer di Kabupaten Tangerang. Penyegelan dilakukan setelah ramai kemunculan pagar misterius.

KKP memberi waktu 20 hari kepada pemilik pagar. Mereka meminta pagar itu segera dicabut.

"Pak Presiden sudah menginstruksikan. Saya pun tadi pagi diperintahkan Pak Menteri langsung untuk melakukan penyegelan. Negara tidak boleh kalah. Kami hadir di sini untuk melakukan penyegelan karena sudah meresahkan masyarakat, sudah viral," kata Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Pung Nugroho Saksono di lokasi pemagaran, Kamis malam (9/1) . 

 

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar