Resmi, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Umumkan Darurat Militer

Rabu, 04/12/2024 07:20 WIB
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Umumkan Darurat Militer. (reuters).

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Umumkan Darurat Militer. (reuters).

Jakarta, law-justice.co - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol secara resmi mengumumkan darurat militer pada Selasa (3/12) malam waktu setempat.

Seperti melansir cnnindonesia.com, dalam pidato yang disiarkan di televisi, Yoon mengatakan tindakan ini diperlukan untuk melindungi Korsel dari "kekuatan komunis".

"Untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman yang ditimbulkan oleh pasukan komunis Korea Utara dan untuk melenyapkan elemen-elemen antinegara, saya dengan ini menyatakan darurat militer," ujar Yoon.

Darurat militer Korsel dilakukan untuk pertama kalinya sejak 1987, di tengah meningkatnya ketegangan politik dengan Korea Utara selama beberapa waktu terakhir.

"Tanpa memperhatikan mata pencaharian rakyat, partai oposisi telah melumpuhkan pemerintahan semata-mata demi pemakzulan, penyelidikan khusus, dan melindungi pemimpin mereka dari keadilan," tambahnya.

Kebijakan mengejutkan tersebut dilakukan saat Partai Kekuatan Rakyat pimpinan Yoon terus berselisih dengan Partai Demokrat, yang merupakan oposisi utama. Partai Demokrat adalah partai mayoritas di parlemen, dengan beranggotakan 300 orang.

Kedua pihak terus berseteru mengenai Rancangan Undang-undang anggaran tahun depan. Minggu lalu, anggota parlemen oposisi menyetujui rencana anggaran yang dikurangi secara signifikan melalui komite parlemen.

"Majelis Nasional kita telah menjadi surga bagi para penjahat, sarang kediktatoran legislatif yang berupaya melumpuhkan sistem peradilan dan administratif serta menumbangkan tatanan demokrasi liberal kita," tuding Yoon.

Dia menuduh anggota parlemen oposisi memangkas semua anggaran utama yang penting bagi fungsi inti negara, seperti memerangi kejahatan narkoba dan menjaga keamanan publik.

Pemerintahan Yoon menilai persetujuan ini mengubah negara menjadi surga narkoba dan negara dengan kekacauan keamanan publik.

Yoon kemudian melabeli oposisi sebagai "kekuatan anti-negara yang berniat menggulingkan rezim" dan menyebut keputusannya "tak terelakkan".

"Saya akan memulihkan negara ke keadaan normal dengan menyingkirkan kekuatan anti-negara sesegera mungkin," pungkasnya.

 

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar