Gelar Aksi Solidaritas untuk Gamma, Pelajar Tantang Polisi Minta Bukti

Sabtu, 30/11/2024 10:06 WIB
Resmi, Polisi Penembak Siswa Semarang Jadi Tersangka-Langsung Ditahan. (Istimewa).

Resmi, Polisi Penembak Siswa Semarang Jadi Tersangka-Langsung Ditahan. (Istimewa).

Jakarta, law-justice.co - Ratusan massa menggelar aksi solidaritas untuk GRO (17) atau Gamma pelajar SMK N 4 Semarang yang meninggal dunia akibat ditembak polisi. Aksi solidaritas ini diisi dengan doa dan penyalaan lilin bersama.  

Massa aksi solidaritas untuk Gamma kompak menduduki jalan depan sekolah di Jalan Pandanaran 2 , Mugassari, Semarang Selatan, Kota Semarang, Jumat (29/11/2024) malam.

Peserta aksi terdiri dari pelajar berbagai SMK/SMA di Kota Semarang, alumni SMK N 4, tokoh lintas agama, guru, aktivis kemanusiaan dan pihak lainnya.

Mereka membentangkan berbagai spanduk di antaranya bertuliskan `Tak semua remaja nakal`, `Gak Semua Remaja Doyan Ribut`, Where Sila 5, #usuttuntas, #justiceforGamma.

Mereka serempak berteriak `usut tuntas` secara berulang-ulang sebelum melakukan doa bersama. Aksi ini ditutup dengan menyanyikan lagu perpisahan "Sampai Jumpa" karya Endank Soekamti.

Beberapa massa aksi sempat meneteskan air mata mengenang Gamma, pelajar Semarang tewas ditembak polisi.

"Kami tak percaya Gamma adalah kelompok gangster sehingga kami meminta polisi untuk segera mengungkap kasus sebenar-benarnya," papar teman satu kelas Gamma, Belva.

Belva menyebut, Gamma sebagai anak yang ceria, tidak pernah neko-neko dan aktif sebagai petugas pengibar bendera (paskibra).  

"Tolong pak polisi tunjukan bukti-bukti yang disembunyikan dari kasus ini," ucapnya.

Sementara Alumni SMK N 4 Semarang Ryan Tama mengatakan, aksi malam ini bagian dari solidaritas. 

"Kami ingin keadilan. Polisi harus usut kasus ini secara tuntas," jelasnya dilansir dari Tribun.

Dia pun menyayangkan narasi yang dilempar polisi ke publik bahwa Gamma adalah gangster. Ibarat kata, kasus ini ada bumbu-bumbu yang di dalamnya dibesar-besarkan. 

"Almarhum dikenal sebagai pribadi cukup baik. Berprestasi, tidak pernah neko-neko, jadi kenakalan remaja itu sangat jauh daripada kepribadian korban," ungkapnya.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar