Riset: RI Bisa Cuan Rp1.070 T Jika Investasi di Bidang Kesehatan
Alat kesehatan di rumah sakit (Foto: Dunia Notaris)
"Terdapat potensi pengembalian ekonomi sebesar US$2 sampai US$4 yang dapat dicapai dari setiap US$1 yang diinvestasikan dalam upaya meningkatkan kesehatan," ujar Direktur Eksekutif IPMG Ani Rahardjo dalam agenda IPMG Manifesto Launch di Hotel Mulia Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/11).
"Dan memperhitungkan faktor kualitas dalam sistem kesehatan Indonesia merupakan peluang ekonomi senilai US$68 miliar, menurut studi dari Oliver Wyman," imbuhnya dilansir dari CNN Indonesia.
Ani menuturkan penelitian dan pengembangan yang didorong oleh inovasi menghadirkan pengobatan baru bagi pasien yang dapat meningkatkan capaian kesehatan dengan kualitas hidup mereka.
Menurutnya, akses yang tepat waktu dan merata terhadap standar pelayanan perawatan dan intervensi adalah komponen penting dari capaian kesehatan.
Di samping itu, studi yang sama juga menemukan sulitnya akses terhadap obat inovatif berpotensi menyebabkan kerugian ekonomi di Indonesia hingga US$130 miliar atau setara Rp2.046 triliun per tahun.
Studi itu menyatakan saat ini Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan hanya menyediakan 2 persen dari obat-obat inovatif inovatif untuk masyarakat.
Tercatat, akses masyarakat Indonesia terhadap obat inovatif hanya 9 persen dibandingkan dengan negara-negara Asia Pasifik lain.
Terlepas dari kinerja ekonomi Indonesia yang cukup kuat dalam 10 tahun terakhir, Ani melihat pencapaian hasil di sektor kesehatan masih terbelakang dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Padahal, Indonesia memiliki potensi sebagai salah satu negara yang kuat dalam bersaing untuk menciptakan layanan kesehatan yang baik.
Oleh sebab itu, sebagai mitra pemerintah, IPMG mendorong dan mengajak pemerintah yang baru untuk mengakui pentingnya memiliki strategi nasional untuk obat inovatif yang masuk ke pasar dan terlibat dalam kemitraan dengan industri yang berpusat pada prinsip kolaborasi dan pendekatan terpadu untuk kesehatan dan pertumbuhan.
"Manfaat potensialnya sangat besar, hasil capaian kesehatan yang baik serta besarnya peluang menekan jumlah warga Indonesia untuk bepergian keluar negeri, itu berpotensi menghasilkan nilai ekonomi hingga triliunan rupiah," ujar Ani lebih lanjut.
"Mengapa sekarang Indonesia memiliki kesempatan unik untuk beralih dari pendanaan sistem pengobatan penyakit untuk menjadi investasi dalam kesehatan, di mana ini memungkinkan tindakan lebih awal untuk mencegah, mendiagnosa, dan mengobati penyakit," tuturnya.
Komentar