Taiwan Marah usai Dikepung 25 Jet Tempur dan 25 Kapal AL China
China mengerahkan 27 pesawat tempur ke wilayah pertahanan udara Taiwan pada Minggu (28/11) (Foto: Reuters)
Jakarta, law-justice.co - Taiwan mengutuk keras latihan militer China yang digelar di sekitar wilayah mereka pada Senin (14/10).
Taipei menilai latihan yang dilakukan China dengan mengerahkan kapal perang dan jet tempur merupakan "provokasi tak beralasan".
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) Taiwan menegaskan pihaknya mengecam keras latihan militer China yang provokatif tersebut.
Kemhan Taiwan pun menyebut saat ini pihaknya telah mengerahkan pasukan untuk berjaga-jaga.
Terpisah, Kantor kepresidenan Taiwan juga menyerukan agar China menyetop latihan militer itu. Taiwan meminta agar China berhenti melakukan provokasi militer yang merusak perdamaian dan stabilitas kawasan, serta mengancam demokrasi dan kebebasan Taiwan.
Taiwan juga menyatakan saat ini Presiden Lai Ching-te telah menggelar rapat keamanan nasional guna membahas tanggapan atas latihan tersebut.
"Dalam menghadapi ancaman eksternal, saya ingin meyakinkan rekan-rekan saya bahwa pemerintah akan terus membela sistem konstitusional yang demokratis dan bebas, melindungi Taiwan yang demokratis, dan menjaga keamanan nasional," kata Lai dalam unggahan di Facebook, seperti dikutip CNN.
China menggelar latihan militer pada Senin (14/10) dengan mengerahkan pesawat dan kapal untuk mengepung wilayah Taiwan.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Beijing menyatakan latihan itu bertujuan memberikan peringatan keras terhadap tindakan separatis pasukan "Kemerdekaan Taiwan".
"Latihan yang dijuluki Joint Sword-2024B, menguji kemampuan operasi gabungan pasukan komando," kata juru bicara Komando Teater Timur militer China, Li Xi, dikutip AFP.
Menurut keterangan Li, latihan itu digelar di wilayah utara, selatan, dan timur Pulau Taiwan.
Latihan itu diklaim berfokus pada "subjek patroli kesiapan tempur laut-udara, blokade di pelabuhan, dan wilayah penting."
Latihan ini digelar beberapa hari setelah Presiden Lai berpidato di Hari Nasional Taiwan pada Kamis (10/10). Lai saat itu mengatakan Taiwan "tidak berada di bawah" China dan bahwa Beijing tak punya hak untuk mewakili Taiwan.
Komentar