Ada Sektor Tambang, Ini Rekomendasi Saham Diprediksi Rai Cuan
Daftar saham unggulan (bisnis)
Jakarta, law-justice.co - Pada penutupan perdagangan hari Jumat, 27 September 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 47,5 poin atau minus 0,61 persen ke level 7.696.
Investor melakukan transaksi sebesar Rp14,17 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,18 miliar saham.
Dalam sepekan terakhir, performa indeks melemah 0,60 persen. Tercatat, indeks saham melemah dua kali, sementara tiga hari sisinya menguat.
PH Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Valentina Simon mencatat selama periode tanggal 23 sampai dengan 27 September 2024 kemarin, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa sebesar 9,64 persen dari Rp14,92 triliun menjadi Rp16,36 triliun.
Kemudian, kapitalisasi pasar bursa mengalami penurunan sebesar 1,02 persen dari Rp13.007 triliun menjadi Rp12.875 triliun pada penutupan pekan lalu. Sementara, rata-rata volume transaksi harian mengalami penurunan sebesar 14,72 persen dari 28,07 miliar menjadi 23,94 miliar lembar saham.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami peningkatan 5,33 persen dari 1,26 juta kali transaksi menjadi 1,33 juta kali.
"Pergerakan investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp493,27 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp52,74 triliun," kata Valentina seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (27/9).
Lantas seperti apa proyeksi pergerakan IHSG untuk sepekan ke depan?
Head of Customer Literation and Education dari Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi memperkirakan indeks saham pekan ini berpotensi bergerak cenderung melemah dalam rentang level support 7.585 dan resistance 7.780.
Hal tersebut dilihat dari indikator MACD pekan lalu yang menunjukkan tren pelemahan yang masih terjadi dan RSI sejalan dengan menuju ke bawah level 50. Kendati, kata dia, tekanan volume transaksi menjelang akhir pekan pada pekan lalu cenderung mulai berkurang.
Ia pun melihat ada beberapa sentimen yang mempengaruhi pasar pekan ini. Dari luar negeri, dia melihat pasar menantikan rilis data tingkat pengangguran Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan meningkat menjadi 4,3 persen di September 2024.
"Hal ini kian menunjukkan ekonomi AS yang masih dalam ketidakpastian, selain itu juga pasar menantikan pidato ketua The Fed terkait arah kebijakan ke depannya," ujarnya seperti melansir cnnindonesia.com, Minggu (29/9).
Sementara untuk sentimen dari dalam negeri, ia melihat pasar menantikan rilis data inflasi periode September 2024 yang diperkirakan kembali melambat dengan pertumbuhan 2 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Menurutnya, jika Indonesia kembali terjadi deflasi secara bulanan yang kelima kalinya secara berturut-turut, hal itu menunjukkan daya beli yang melemah. Sejalan, dari sisi produsen terlihat estimasi PMI Manufaktur September 2024 yang diperkirakan masih akan terkontraksi.
"Investor dapat mengantisipasi di tengah rilis beberapa data ekonomi, baik dalam negeri dan luar negeri yang cenderung berdampak negatif terhadap pasar," imbuh Oktavianus.
Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus pun merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi.
Pertama, saham Adaro Minerals Indonesia atau ADMR yang ditutup menguat 5,96 persen ke posisi 1.510 pada pekan lalu. Oktavianus memproyeksi ADMR dapat menyentuh level 1.660 pada pekan ini.
Kedua, saham PT Indika Energy Tbk atau INDY yang ditutup menguat 5,15 persen ke posisi 1.735 pekan lalu. Oktavianus memproyeksi INDY dapat menyentuh level 1.950 pada pekan ini.
Ketiga, saham PT ABM Investama Tbk atau ABMM yang ditutup menguat 5,07 persen ke posisi 4.560 pada pekan lalu. Ia memproyeksi ABMM dapat menyentuh level 5.050 pekan ini.
Setali tiga uang, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memproyeksi selama pekan ini, indeks saham masih rawan terkoreksi dengan support 7.652 dan resistance 7.762.
"Untuk sentimen, kami perkirakan akan ada rilis data manufaktur China, kemudian pergerakan harga komoditas dunia dan pergerakan nilai tukar rupiah," ucap dia.
Dia pun menyarankan investor dapat mencermati beberapa saham dari emiten ia rekomendasikan, yakni saham Delta Dunia Makmur atau DOID yang ditutup menguat 8,28 persen di level 785 pekan lalu. Ia memproyeksi DOID dapat menyentuh level 885 pekan ini.
Selanjutnya, Herditya juga merekomendasikan saham PT Midi Utama Indonesia Tbk atau MIDI yang ditutup menguat 1,72 persen di level 470 pekan lalu. Ia memproyeksi MIDI dapat menyentuh level 550 pada pekan ini.
Kemudian, Herditya merekomendasikan saham Avian Brands atau AVIA yang ditutup menguat 2 persen di level 510 pekan lalu. Dia memproyeksi AVIA dapat menyentuh level 540 pada pekan ini.
Komentar