TPNPB-OPM Akhirnya Beberkan Proposal Pembebasan Pilot Susi Air
Pilot Susi Air berkewarganegaraan Selandia Baru, Phillip Mark Mehrtens bersama sejumlah anggota KKB Papua yang menculiknya sejak Februari lalu. (TPNPB-OPM via BBC Indonesia via Kompas)
Jakarta, law-justice.co - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) akhirnya mengumumkan proposal pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang disandera oleh kelompok itu sejak awal 2023.
Sebagai informasi, Proposal pembebasan pilot asal Selandia Baru ini diungkap oleh Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom.
Proposal pembebasan ini ditandatangani oleh Kasum TPNPB-OPM, Terryanus Satto dan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom tertanggal 17 September 2024. Sebby mengatakan, bahwa Philip Mark yang ditahan kelompok kriminal bersenjata di wilayah Nduga ini masih dalam keadaan selamat.
"Pilot Susi Air yang masih ditahan dalam keadaan selamat," kata Sebby dalam keterangan tertulis, Selasa, 17 September 2024.
Dia mengklaim, keputusan membebaskan pilot asal Selandia Baru ini didasarkan karena aksi kemanusiaan. Sebby menyebut, misi pembebasan Philip ini bukan karena permintaan dari pemerintah Indonesia.
Dalam proposal yang dibagikan itu, TPNPB-OPM membeberkan simulasi proses pembebasan pilot Susi Air tersebut. Untuk membebaskan Philip Mark, kata Sebby, pihaknya meminta agar pemerintah Selandia Baru menyiapkan dua pesawat rute Selandia Baru - Papua Nugini - Jayapura.
Dia mengungkapkan, pesawat itu yang bakal dipakai untuk menjemput Philip Mark di Nduga, Papua. Jika Selandia Baru tidak bisa menyiapkan pesawat penjemputan, kelompoknya bakal menyewa pesawat dari Papua Nugini.
"Pilot pesawat yang akan diterbangkan ke Nduga untuk jemput (Philip) diusulkan pilot harus orang asli Papua," kata Sebby.
Dia mengatakan, Philip akan dibawa ke salah satu lokasi landasan udara di kawasan Nduga. Namun, lokasi pembebasan itu belum bisa diumumkan, menunggu persetujuan dari Panglima TPNPB-OPM wilayah Nduga-Derakma, Egianus Kogoya.
Setelah mengantarkan pilot Susi Air ke lokasi itu, pesawat yang membawa Philip akan kembali ke Bandara Sentani, Papua. Setibanya di sana, Philip dipindahkan ke pesawat lainnya menuju Papua Nugini dan Selandia Baru.
"Saat kembali harus melewati Papua Nugini dan melakukan konferensi pers di Bandara Internasional Jacksons, Port Moresby, Papua Nugini," katanya.
Skenario selanjutnya, polisi dan tentara Selandia Baru harus masuk dan mengawal proses penjemputan pilot Susi Air itu. TPNPB-OPM juga meminta agar para awak media, baik nasional maupun internasional untuk menunggu di Bandara Sentani, Papua.
Sebby mengatakan kelompoknya juga akan mengundang sejumlah pihak ketika menyerahkan pembebasan Philip Mark. Di antaranya ialah perwakilan dari dewan gereja sedunia, perwakilan dari keluarga Philip Mark, tokoh asal Nduga, jurnalis, tokoh aktivis HAM, hingga advokat.
Sebelumnya, OPM sepakat bakal membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang mereka sandera di Nduga, Papua Pegunungan sejak Februari 2023. Kesepakatan itu terjalin usai pimpinan Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat OPM berdialog dengan pimpinan OPM kawasan Nduga, Egianus Kogoya.
Menurut Sebby, proyek pertukaran Philip dengan kemerdekaan Papua tidak sejalan dengan prinsip perjuangan milisi Papua Merdeka. Markas Pusat TPNPB-OPM sejak tahun lalu telah meminta agar Egianus Kogoya membebaskan Philip.
Sebby mengatakan tujuan awal menyandera pilot Susi Air itu untuk menarik perhatian internasional agar Indonesia dapat ditarik ikut dalam pengadilan internasional setelah dituding melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Papua. "Tapi sekarang kami tidak akan jadikan pilot untuk itu. Demi kemanusiaan, kami dan P
Proposal pembebasan Philip sempat tertunda karena ada pembunuhan pilot asal Selandia Baru yang lain, Glen Malcolm Conning, pada 5 Agustus lalu. Berdasarkan keterangan Satgas Damai Cartenz, pilot helikopter itu tewas usai ditembak oleh kelompok OPM.
Panglima Komando Operasi Gabungan Wilayah Pertahanan atau Pangkogabwilhan III Letnan Jenderal Richard Tampubolon menyebut, kelompok kiriminal bersenjata itu melarikan diri ke arah Nduga, Papua Pegunungan, setelah melakukan pembunuhan.
Namun, Markas Pusat TPNPB-OPM membantah jika kelompoknya disebut sebagai aktor pembunuhan Glen Malcolm. Sebby mengklaim, pembunuhan pilot asal Selandia Baru itu dilakukan oleh militer Indonesia melalu proksi kelompok barisan merah putih, di bawah pimpinan Lenis Kogoya.
Komentar