Ahli Fiskal: Utang di Era Jokowi Sangat Tidak Produktif
Utang yang membengkak tak memberikan kesejahteraan buat rakyat (liputan6)
Jakarta, law-justice.co - Ahli Fiskal, Awalil Rizky menyatakan bahwa kenaikan posisi utang yang semakin meningkat di pemerintahan Jokowi ternyata tidak membuat pertumbuhan ekonomi melaju lebih cepat.
Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan utang Indonesia yang oleh Jokowi dijadikan untuk membangun berbagai infrastruktur yang bersifat komersil tidak membuat pendapatan keuangan negara meningkat.
“Nampak pendapatannya naiknya lebih lambat, daripada utang, akibatnya rasio utang terhadap pendapatan meningkat. Sederhananya kita berumah tangga nilai total utang kita itu berapa kali nilai aset kita,” kata Awalil Rizky di acara virtual Insan Cita bertemakan Warisan Utang Jokowi dan Prospek Pemerintahan Prabowo, Minggu malam (15/9).
Awalil mengurai ketika Jokowi memulai utang negara hanya sebesar 168 persen artinya satu setengah kali lipat dibandingkan pendapatan pertahun dengan posisi akumulasi akhir tahun.
“2024 nanti posisi utang dengan pendapatan itu 316 persen, kalau ada perbaikan ya 3 kali lipat jadi tidak terbukti utang itu memperbaiki pendapatan negara. Utangnya berjalan lebih cepat dari pendapatan,” ucapnya.
Dia menyimpulkan bahwa utang di era pemerintahan Jokowi itu sangat tidak produktif.
“Kita menyadari di rumah tangga lah, di negara, utang enggak masalah yang masalah bayarnya itu yang nampaknya dilakukan di era Jokowi, enggak masalah utangnya, dibuktikan dengan beban utang,” tutupnya.
Komentar