PSN Ala Jokowi Langgar HAM Karena Mementingkan Oligarki

Kamis, 05/09/2024 07:41 WIB
Gde Siriana Yusuf. (Istimewa)

Gde Siriana Yusuf. (Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana menilai bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun pemerintah dengan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) 109/2020 sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pernyataan itu dia sampaikan saat menjadi pembicara dalam Diskusi Publik yang digelar Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) bertajuk "Proyek Swasta Jadi PSN: Rakyat Vs Oligarki", di Hotel Kaisar, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (4/9).

Dia memaparkan, kebijakan pemerintahan Jokowi tak lagi memperhatikan rakyat dalam mengelola wilayah negara, karena terdapat contoh konkret proyek swasta seperti Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 justru masuk ke dalam PSN yang bakal didukung penuh oleh pemerintah.

"Pasti ini banyak yang dilanggar, melanggar keadilan, kemanusiaan, termasuk melanggar aturan-aturan yang berlaku," ujar Gde Siriana.

Kandidat doktoral politik Universitas Padjajaran (Unpad) itu menuturkan, kondisi rezim hari ini seperti penelitian disertasi yang dia lakukan mengenai relasi oligarki dan penguasa.

"Dalam kurun waktu tertentu terkadang pemerintah yang mengendalikan oligarch, tapi di waktu lain bisa sebaliknya. Ini sebenarnya kepentingan untuk bertahan," tutur Gde Siriana.

"Di satu sisi oligarch menjaga kekayaannya, atau bahkan menambah kekayaannya. Kalau politisi ya mempertahankan kekuasaannya atau memperlebar kekuasaannya," sambungnya.

Namun pada rezim Jokowi sekarang ini, Gde Siriana mendapati berkelindannya penguasa dengan oligarki sudah terlampau parah, karena mengangkangi instrumen hukum sebagai alat untuk menggapai tujuannya.

Dia mendapati, bukan hanya melalui pembentukan regulasi yang menguntungkan kepentingan mereka, tapi juga melibatkan aparat keamanan sebagai pengaman teknis dari pelaksanaan kebijakan yang mereka buat.

"Tahun 2021 ada pernyataan Jokowi bahwa semua kapolda menjadi penjaga investasi. Ini saya kira sikap politik Jokowi terhadap pembangunan kita yang memang merupakan rezim infrastruktur atau pro investor dari pembangunan-pembangunan yang sebenarnya mementingkan oligarch," jelasnya.

"Akhirnya swasta punya privilege (hak istimewa) penuh, apalagi kalau dia dikawal aparat," demikian Gde Siriana menambahkan.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar