Pak Prabowo, 78% Orang Kaya di Jawa! Emang Bisa Ekonomi Tumbuh 8%?
Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri (Monitor.id)
Jakarta, law-justice.co - Ekonom Senior RI Faisal Basri melontarkan kritik keras atas pertumbuhan ekonomi era Joko Widodo yang hanya terkonsentrasi di Jawa. Hal ini digambarkan melalui distribusi simpanan bank di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per Oktober 2023, jumlah simpanan bank secara nominal didominasi oleh nasabah di Pulau Jawa sebanyak 78,1%. Sementara di Pulau Sumatera 10,4%.
Sisanya, daerah lain hanya berkontribusi satu digit dari total pinjaman di perbankan. Misalnya, Kalimantan 4,7%, Bali+Nusa Tenggara dan Sulawesi masing-masing 2,8%, dan Maluku Papua 1,2%.
"Ini masalah lagi karena konsentrasinya di Jawa. kalau kita lihat simpanan saja untuk liat itu orang kaya ada di mana, uang ada di mana, 78% simpanan itu ada di Jawa," papar Faisal Basri dalam paparannya di Jakarta, Jumat, (26/7/2024).,
Menurutnya, strategi ekonomi yang jawa sentris tidak akan membawa Indonesia ke pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) yang signifikan. Apalagi sesuai dengan target pemerintahan Prabowo Subianto yang membidik pertumbuhan GDP 8%.
"Saya tidak pernah denger tuh capres ngomong bagaimana menyelesaikan masalah mendasar ini. Ini mau tumbuh 8%, pakai taruhan lagi, tapi permasalahan utamanya tidak pernah diurusi," ungkap Faisal Basri dilansir dari CNBC Indonesia.
Sebelumnya, Prabowo mengatakan, Indonesia harus berani memasang target pertumbuhan di level 8%. Ia bahkan telah memasang taruhan dengan beberapa menteri suatu negara bila pertumbuhan 8% sekali saja tercapai dalam masa kepemimpinannya, ia akan ditraktir makan malam.
"Sekali saja dalam lima tahun yang akan datang, kita mencapai 8%, mereka, they are going to buy me dinner. Mereka akan beli makan malam untuk saya!" ucap Prabowo tanpa mau menyebutkan menteri dari negara mana saat menghadiri peresmian Peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0 di The St. Regis Hotel Jakarta, dikutip Selasa (23/7/2024).
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi itu, dari yang selama 10 tahun terakhir stagnan di kisaran 5%, Prabowo mengatakan akan melakukan efisiensi perekonomian Indonesia, memastikan tata kelola birokrasi yang baik, dan menelurkan kebijakan-kebijakan yang masuk akal.
"Kalau saya lihat, saya sangat optimis. Kekayaan kita sangat besar, potensi kita sangat besar, tapi memang kita harus lebih efisien, kita harus kelola dengan baik, ambil kebijakan yang masuk akal," tutur Prabowo.
"Dan kita harus bertekad untuk mitigasi kebocoran, mitigasi penyelewengan, mitigasi kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan kepentingan nasional dan kepentingan rakyat," tegasnya.
Komentar