Petugas Damkar Depok Ungkap Alat Operasional Tak Layak, Tuding Korupsi

Viral Petugas Damkar Depok Keluhkan Banyak Peralatan Damkar yang Rusak. Source: Unggahan di media sosial yang dikolasekan oleh MI
Jakarta, law-justice.co - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Depok, Sandi Butar Butar yang pernah membongkar kasus korupsi alat operasional di internal Dinas Damkar Kota Depok, kembali bersuara soal dugaan penyimpangan tata kelola dan anggaran Damkar Depok. Teranyar, dalam unggahan yang tersebar di media sosial, dia mengungkap sejumlah fasilitas dan alat operasional kerja petugas Damkar yang dalam kondisi tidak layak.
Butar memperlihatkan dua gergaji mesin yang disebutnya rusak sehingga tidak bisa digunakan untuk menolong warga. Ia juga memperlihatkan rem tangan salah satu mobil pemadam kebakaran yang rusak. Tidak layaknya sarana dan prasarana Damkar, kata dia, berdampak pada pelayanan kepada masyarakat. "Saya mohon maaf sekali, setiap ada telepon di UPT kami dan UPT lainnya mengenai pohon tumbang. Bukannya kami tidak mau mengerjakan, tapi sensor kami rusak," ucapnya dalam video yang dikutip Minggu (21/7/2024).
Ia mengaku sudah membuat laporan sejak beberapa bulan lalu. Namun SKPD terkait belum menanggapi atau membenahi persoalan itu. Dalam unggahan videonya, Sandi mendesak aparat penegak hukum untuk memeriksa pejabat di Dinas Damkar Kota Depok. Dia ingin pemeriksaan itu diliput media dan digelar terbuka agar diketahui seluruh masyarakat.
Usai video itu viral di media sosial, Sandi mengaku dipanggil atasannya. Rencananya, Sandi dan tiga rekannya diminta menghadap Kepala UPT Damkar Cimanggis pada Selasa pekan depan. Sandi lantas kembali mengunggah video yang menyuarakan perlawanan terhadap pemangku kepentingan.
"Untuk para pejabat Dinas Pemadan Kebarakan, Anda harus berjiwa besar dan berjiwa satria, untuk tidak memanggil teman-teman saya. Limpahkan kesalahan kepada saya, saya siap menanggungnya. Untuk penegak hukum tolong periksa bidang operasional dan bidang sarana dan prasarana Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok," kata Sandi.
"Saya lebh baik dicap jadi pengkhianat dinas dan Kota (Depok) daripada saya dicap pengkhianat negara mendukung para koruptor. Untuk masyarakat Kota Depok tolong dukung teman-teman saya, saya siap menerima semuanya, asal jangan teman-teman saya disalahkan," ia menambahkan.
Dikutip dari Depok24 Jam, Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Depok Adnan Mahyudin tidak membantah adanya kerusakan sarana dan prasarana di instansi yang dipimpinnya. Meski begitu, ia menjamin, kerusakan tersebut tidak mengganggu pelayanan kepada masyarakat.
"Memang kami akui ada beberapa mobil-mobil yang sedang dalam perawatan, yaitu perawatan dalam rangka baik itu mesin maupun sarana yang ada di mobil pemadam. Apabila ada kendaraan yang sedang dalam perawatan, dalam melakukan pemadaman, tidak ada kesulitan apapun karena ada dua mobil yang siap di UPT," ujar Adnan.
Dia pun akan meminta klarifikasi langsung kepada Sandi terkait permasalahan itu. Hal itu lantaran masalah sarana dan prasarana terus diperbarui. Bahkan, Adnan mengaku, akan membangun dua pos damkar baru di Bedahan, Kecamatan Sawangan dan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, sebagai bentuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
"Sekarang ini kita baru punya dua pos, yakni Pos Wali Kota dan Pos Merdeka, Sukmajaya. Untuk kebutuhan atau idealnya kita butuh lima pos," ujar Adnan.
Komentar