Ratusan Orang Tewas, Bentrok Demo Kuota Pekerjaan

Kerusuhan berlangsung secara nasional ini di Bangladesh dikobarkan oleh tingginya angka pengangguran di kalangan kaum muda. (AFP via Koran Jakarta)
law-justice.co - Unjuk rasa para mahasiswa di Bangladesh berakhir chaos. Unjuk rasa ini pada intinya memprotes kuota untuk pekerjaan pemerintah yang berlaku di negara tersebut. Kerusuhan berlangsung secara nasional ini dikobarkan oleh tingginya angka pengangguran di kalangan kaum muda Bangladesh. Sebelumnya tercatat ada 75 korban tewas. Namun data terbaru ada 115 orang yang tewas.
Bentrokan antara demonstran dengan aparat penegak hukum di Bangladesh semakin menegang. Insiden ini memakan ratusan korban jiwa. Terakhir, tercatat 24 orang tewas di tiga rumah sakit di ibu kota Dhaka dan 6 lainnya di kota utara Rangpur. Diketahui bahwa nyaris seperlima dari total 170 juta jiwa penduduk Bangladesh tidak memiliki pekerjaan atau tidak mengenyam pendidikan. Pemerintahan PM Hasina telah menghapus sistem kuota itu tahun 2018 lalu, namun pengadilan tinggi Bangladesh menerapkannya kembali bulan lalu.
Sedikitnya 300 personel Kepolisian Bangladesh mengalami luka-luka dalam bentrokan terbaru dengan para demonstran di beberapa lokasi di sekitar ibu kota Dhaka. Tentara Bangladesh pun dikerahkan untuk melakukan patroli dan menjaga keamanan di area yang dilanda bentrokan.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/72024), bentrokan terbaru yang terjadi pada Jumat (19/7/2024) waktu setempat juga memaksa Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina untuk membatalkan rencana kunjungan ke luar negeri. Tindak kekerasan yang terjadi di wilayah Bangladesh sepanjang pekan ini, menurut penghitungan AFP yang didasarkan pada data kepolisian dan rumah sakit setempat, telah menewaskan sedikitnya 115 orang.
Komentar