Ini Daftar Pernyataan Prabowo Cs soal Utang RI untuk Masa Depan

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato usai ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Pidato itu disampaikan Prabowo dalam keterangan pers di depan kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2024). Robinsar Nainggolan
Jakarta, law-justice.co - Dalam beberapa waktu terakhir, nasib utang Indonesia menjadi sorotan seiring terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden. Pembahasan soal utang sudah dimulai sejak debat Pilpres pada Januari lalu hingga saat ini.
Kala itu, Prabowo maupun timnya kerap mengeluarkan pernyataan soal utang RI. Termasuk akan menaikkan hingga 50 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Berdasarkan UU Keuangan Negara, batas maksimal rasio utang Indonesia adalah 60 persen dari PDB. Namun, selama ini rasio utang dijaga di angka 30 persen dari PDB.
Berikut deret pernyataan Prabowo dan timnya soal utang:
1. Tidak Masalah Capai 50 Persen
Pada debat capres Januari lalu, Prabowo menyebut tidak masalah bila besaran utang luar negeri Indonesia mencapai 50 persen dari PDB.
Prabowo mengatakan itu saat menjawab pertanyaan panelis terkait utang luar negeri Indonesia dan kebijakan yang mungkin akan diambil kontestan untuk menghindari intervensi yang membuat utang bertambah.
Prabowo mengatakan utang luar negeri Indonesia saat ini tidak sampai 40 persen. Menurutnya, itu masih dalam titik aman, asal utang tersebut untuk pembangunan industri atau produktif.
"Utang produktif, itu saya setuju. Kita bisa [utang] sampai 50 persen. Enggak ada masalah. Kita tidak pernah default. Kita tidak pernah default. Kita dihormati di dunia," kata Prabowo.
2. Bantah Utang Bakal Dinaikkan
Tim Prabowo kemudian sempat membantah utang negara akan dinaikkan. Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Thomas Djiwandono menegaskan Prabowo tidak menetapkan target untuk tingkatkan utang.
Prabowo, menurutnya, juga akan mematuhi batasan-batasan hukum mengenai ukuran-ukuran fiskal.
"Kami sama sekali tidak berbicara mengenai target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan formal," kata Thomas, Sabtu (15/6), mengutip Reuters.
3. Lapor Bank Dunia Bakal Naikkan Utang
Rencana Prabowo menaikkan utang hingga 50 persen dari PDB kembali muncul. Kali ini diungkapkan sendiri oleh adik kandungnya, Hashim Djojohadikusumo.
Menurut Hashim, rencana kenaikan rasio utang yang saat ini 39 persen menjadi 50 persen dari PDB bahkan sudah dilaporkan kepada Bank Dunia.
"Saya sudah berbicara dengan Bank Dunia dan menurut mereka 50 persen adalah tindakan yang tetap hati-hati," ujar Hashim saat berbincang dengan Financial Times pada Kamis (11/7).
Kenaikan rasio utang ini diakui untuk membiayai program ambisius Prabowo-Gibran, salah satunya makan siang dan susu gratis. Namun, Hashim menekankan kenaikan rasio utang akan dilakukan bersamaan meningkatkan pendapatan.
"Idenya adalah untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan tingkat utang. Kami tidak ingin menaikkan tingkat utang tanpa meningkatkan pendapatan," imbuhnya.
Komentar