Ini Respons Menteri ESDM Soal Rencana Kenaikan BBM di Juli 2024

Senin, 24/06/2024 19:55 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif (Ist)

Menteri ESDM Arifin Tasrif (Ist)

Jakarta, law-justice.co - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi diperkirakan bakal naik pada Juli 2024 mendatang. Hal ini tak terlepas dari tren harga minyak lebih tinggi, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), serta semakin turunnya produksi minyak mentah di dalam negeri.

Terlebih, sebelumnya pemerintah menyebut akan menahan harga BBM, termasuk non subsidi, hanya sampai Juni 2024. Nah, apakah artinya pada Juli 2024 ini pemerintah akan melakukan penyesuaian harga seperti sedia kala?

Seperti diketahui, harga BBM non subsidi diperkenankan untuk dilakukan penyesuaian setiap tanggal 1 di setiap bulannya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, pihaknya belum berencana melakukan penyesuaian terhadap harga BBM, khususnya BBM non subsidi, seperti Pertamax dan lainnya.

Menurut Arifin, untuk melakukan penyesuaian harga, maka pemerintah harus menggelar rapat terlebih dahulu. Sementara rapat yang membahas mengenai penyesuaian harga BBM non subsidi belum dilakukan.

"Belum ada rapat (antarkementerian/lembaga), belom ada apa-apa. Nggak ada arahan. Tunggu rapat," ungkap Arifin singkat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (24/6/2024).

Di kesempatan yang berbeda di Istana Kepresidenan, Jakarta, Arifin juga menyebut pihaknya masih menantikan rapat koordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati perihal subsidi dan harga BBM ini.

"Tanya Bu Sri Mulyani tuh, saya kan tiap saat siap. Tanya beliau (Sri Mulyani) kapan mau ngumpulnya," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, sejauh ini pemerintah masih menahan harga energi, seperti BBM, hingga Juni. Sekalipun harga minyak mentah dunia mengalami tekanan adanya peningkatan tensi konflik di Timur Tengah.

"Sejauh ini belum ada perubahan (evaluasi subsidi energi Juni)," kata Sri Mulyani saat ditanya wartawan, di Kompleks Istana Kepresidenan, dikutip Rabu (28/5/2024).

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengungkapkan pihaknya juga belum bisa memastikan perubahan harga BBM bulan Juni 2024 mendatang. Yang jelas, saat ini pihaknya masih terus memantau harga pasar.

"Kami masih memantau harga pasar karena ini kan belum final," ujar Riva saat ditemui di SPBE wilayah Koja, Jakarta Utara, dikutip Rabu (29/5/2024).

Riva mengatakan pihaknya akan terus mendukung program pemerintah dalam menentukan harga BBM yang dijual oleh perusahaan. Pertamina akan memberikan harga energi sesuai dengan kemampuan masyarakat.

"Jadi kita enggak ada rencana untuk melakukan hal-hal yang di luar daripada ketetapan pemerintah," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro memperkirakan harga BBM non subsidi pada Juli 2024 ini akan ada kenaikan. Perkiraan bakal adanya kenaikan harga BBM non subsidi pada Juli 2024 ini karena mempertimbangkan tiga aspek utama.

"Untuk harga BBM di bulan Juli (2024) kemungkinan ada penyesuaian cukup besar sebetulnya untuk yang non subsidi maupun subsidi. Tapi kalau yang subsidi dan tergantung dari anggaran pemerintah," ungkapnya dilansir CNBC Indonesia, Senin (24/6/2024).

Tak hanya itu Komaidi juga menjelaskan, aspek pertama yang bisa memengaruhi naiknya harga BBM non subsidi pada awal Juli adalah harga minyak mentah dunia itu sendiri. Dia menilai harga minyak mentah dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan tren meningkat.

Kedua, Komaidi menyebutkan aspek yang juga mempengaruhi kemungkinan naiknya harga BBM non subsidi adalah produksi minyak mentah dalam negeri yang terus menurun dan berdampak pada porsi impor minyak terus melonjak untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Terakhir, Komaidi mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus terdepresiasi. Bahkan, hingga hari ini, Senin (24/6/2024), kurs rupiah berada di level Rp 16.475 per US$, terburuk sejak 4 tahun terakhir.

"Ketiga, seperti yang disampaikan juga nilai tukar rupiahnya juga terdepresiasi. Ketiga variabel ini mendorong harga BBM ke level yang lebih tinggi," imbuhnya.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar