Hadir Starlink Mini Turunkan Harga Murah Bakal Raup Rp2,2 Triliun

Sabtu, 22/06/2024 00:00 WIB
foto prianganinsider.pikiran-rakyat.com

foto prianganinsider.pikiran-rakyat.com

law-justice.co -
 

Berita Elon Musk menyampaikan akan meluncurkan Starlink Mini dalam beberapa bulan ke depan ke area tertentu. Starlink Mini ini hadir dengan ukuran seperti tablet, Merupakan ancaman baru bagi semua negara. Karena harga menjadi semakin murah dan cepat dalam penyebarannya

 
Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut Elon Musk berpeluang meraup pendapatan minimal Rp2,2 triliun per bulan dari pasar Indonesia, dengan harga layanan dan perangkat internet yang makin murah. Elon Musk kabarnya menyiapkan antena ground segment Starlink yang lebih mungil dengan harga 50% lebih murah dibandingkan dengan perangkat yang ada saat ini.

Sekretaris Umum APJII Zulfadly Syam mengatakan APJII telah memprediksi bahwa layanan yang diberikan oleh Starlink atau Elon Musk hanya pembuka jalan saja. Pemerintah disebut gagal paham soal besarnya pasar potensial yang akan diambil Elon Musk.

Sesuai dengan survei APJII, penduduk yang melek internet ada 79,5% dari total populasi di Indonesia. Artinya, ada 221 juta penduduk di Indonesia yang pengguna internet. “Katakanlah, secara konservatif, Elon Musk dengan berbagai macam teknologinya akan mencoba mengambil pasar Indonesia minimal 10%, dari jumlah penduduk yang melek internet di Indonesia. Artinya ada 22 juta pengguna,” kata Zulfadly kepada Bisnis, Kamis (20/6/2024).

Zulfadly menambahkan jika satu perangkat atau layanan dijual dengan keuntungan paling kecil Rp100.000, maka dalam sebulan, keuntungan yang didapat Elon Musk mencapai Rp2,2 triliun.

BACA JUGA Starlink Mini Murah Bakal Meluncur, Elon Musk Makin Dominan Tentukan Harga

“Bisa dibayangkan betapa kelirunya pemerintah di dalam menata ini, memberikan resources kita dengan begitu mudahnya ke Elon Musk dan mereka bisa dapat besar banget dari itu,” kata Zulfadly. Tidak hanya itu, Zulfadly juga menyinggung perihal Starlink untuk puskesmas di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Menurutnya, Elon Musk memiliki perhitungan matang tentang peluang pendapatan yang bisa dia raup. “Potensi market di daerah 3T memang masih cukup besar, karena di beberapa lokasi/posisi itu memang membutuhkan. Jadi kalau dikatakan apakah untung, itu tergantung dari kali banyaknya seperti apa,” kata Zulfadly.

Diberitakan  Kemenkes Pastikan Pengadaan Internet Starlink di Ratusan Puskesmas 

Sesuai Prosedur Dia menuturkan jika melihat dari perhitungan-perhitungan yang ada, Elon Musk bukan menyasar wilayah 3T, melainkan daerah urban dan perkotaan. Dugaan tersebut diperkuat dengan harga layanan Starlink yang sebesar Rp750.000 per bulan untuk paket termurah.

Ada yang melarang Starlink

“Karena pada dasarnya basis kita kan kapitalis. Jadi kalau sudah mendapatkan satu keuntungan, tidak mungkin tidak akan melebarkan sayap ke daerah-daerah yang lebih ramai,” kata Zulfadly. Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) Jerry Mangasas Swandy mengatakan banyak negara di dunia, selain China, yang melarang Starlink.

1. India:
2. Kolombia:
3. Vietnam:
4. Rwanda:
5. Filipina:

Beberapa alasannya karena keamanan dan melindungi pemain dalam negeri. “Pelindungan terhadap perusahaan di dalam negeri dan Starlink adalah salah satu pemain sangat vertical menguasai dari roket, manufaktur satelit, manufaktur ground segment, terminal dan servicesnya, sehingga perusahaan apapun di indonesia sulit menciptakan playing field yang sama,” kata Jerry. CEO X dan SpaceX, Elon Musk mengungkap akan meluncurkan Starlink Mini dalam beberapa bulan ke depan ke area tertentu.

 

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar