Ketika Inggris Diam-diam Beri 100 Lebih Izin Ekspor Senjata Ke Israel

Tentara Israel di Suriah (IDF)
Jakarta, law-justice.co - Pemerintah Inggris dikabarkan mengeluarkan lebih dari 100 izin ekspor senjata dan perlengkapan militer lainnya ke Israel sejak Oktober 2023.
Sebagai informasi, izin tersebut terbagi menjadi dua kategori, yaitu izin militer dan non militer. Itu juga mencakup peralatan telekomunikasi untuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Total izin ekspor senjata tersebut hingga saat ini mencapai 345 dan belum termasuk yang dikeluarkan sebelum 7 Oktober.
Data tersebut dirilis oleh Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris guna menggambarkan "keadaan luar biasa, dan kepentingan parlemen dan publik yang signifikan."
Namun, koordinator media Campaign Against Arms Trade (CAAT) Emily Apple menilai data yang ditampilkan tidak transparan dan tidak memuat informasi lebih rinci tentang jenis senjata.`
"Rilis data ini seharusnya menjawab kepentingan politik dan publik dalam penjualan senjata ke Israel. Angka yang dirilis tidak sesuai karena tidak memberikan rincian peralatan yang diekspor atau nilainya," kata Apple, seperti melansir cnnindonesia.com.
"Jika dan ketika kita memiliki pemerintahan Partai Buruh yang baru, penting bagi mereka untuk tidak hanya menerapkan embargo senjata namun juga mengatasi kurangnya transparansi dalam sistem perizinan ekspor kita."
Inggris memang telah menjadi eksportir senjata dan perlengkapan militer ke Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Tercatat nilai izin ekspor dan perlengkapan militer yang disetujui pemerintah Inggris ke Israel mencapai £57 juta pada 2022 hingga Juni 2023, dilansir dari Independent.
Nilai ekspor tersebut juga mencakup seperti armada udara senilai £19 juta, kendaraan lapis baja sebesar £10 juta, dan granat, bom, serta rudal mencapai £3 juta. Total nilai ekspor senjata ke Israel sejak 2015 bisa mencapai £487 juta.
Melihat demikian, sejumlah badan internasional dan kelompok kampanye anti-penjualan senjata Inggris menyerukan pemerintah untuk segera menghentikan hal tersebut. Sebab, mereka secara tak langsung berkontribusi pada kematian puluhan ribu warga Palestina.
Namun, para menteri Inggris bersikeras untuk tidak menangguhkan ekspor senjata ke Israel. Mereka menilai segala keputusan izin dan ekspor sudah sesuai dengan konsep dan nasihat hukum.
Hingga kini, militer Israel masih terus menggempur Jalur Gaza menggunakan berbagai senjata yang berasal dari sekutu-sekutunya.
Berbagai perlengkapan militer yang digunakan Negeri Zionis pun telah menyebabkan lebih dari 37.000 warga Palestina tewas. Sebagian besar korban merupakan anak-anak dan perempuan.
Komentar