Turbulensi, Singapore Airlines Beri Kompensasi Rp407 Juta ke Penumpang

Singapore Airlines mengakui ada 1 penumpang SQ321 meninggal akibat turbulensi parah yang menimpa pesawat mereka rute London-Singapura, Selasa (21/5) sore. ( via REUTERS/Pongsak Suksi).
Jakarta, law-justice.co - Singapore Airlines memberikan kompensasi kepada para penumpang yang terluka dalam insiden turbulensi fatal yang dialami penerbangan SQ 321 beberapa waktu lalu. Hal ini diumumkan dalam pernyataan resmi, Selasa 11 Juni 2024.
Maskapai penerbangan itu menyebut bahwa tawaran kompensasi telah dikirimkan kepada penumpang pada hari Senin. Mereka yang menderita "luka ringan" akibat insiden tersebut ditawari kompensasi sebesar US$ 10.000 atau sekitar Rp 163 juta.
"Bagi mereka yang mengalami cedera yang lebih serius akibat insiden tersebut, kami telah mengundang mereka untuk mendiskusikan tawaran kompensasi untuk memenuhi kondisi spesifik mereka ketika mereka merasa sehat dan siap untuk melakukannya," kata Singapore Airlines dalam akun Facebook resminya.
Singapore Airlines juga mengatakan pengembalian dana penuh atas tiket pesawat akan ditawarkan kepada semua penumpang SQ321, termasuk mereka yang tidak mengalami cedera apa pun. Mereka juga akan menerima kompensasi keterlambatan sesuai dengan peraturan Uni Eropa dan Inggris.
"Penumpang yang dinilai secara medis mengalami cedera serius, memerlukan perawatan medis jangka panjang, dan meminta bantuan keuangan akan diberikan pembayaran di muka sebesar US$ 25.000 (Rp 407 juta) untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka," tambahnya.
Lebih lanjut, Singapore Airlines juga menegaskan bahwa pihaknya telah memberikan masing-masing 1.000 dolar Singapura (Rp 12 juta) kepada seluruh penumpang agar dapat memenuhi pengeluaran mereka selama pesawat masih berada di Bandara Suvarnabhumi Bangkok.
"Singapore Airlines tetap berkomitmen untuk mendukung penumpang yang terkena dampak di pesawat SQ 321. Semua penumpang yang terkena dampak seharusnya menerima tawaran kompensasi melalui email, bersama dengan informasi tentang bagaimana mereka dapat melanjutkan klaim mereka," tambahnya.
Pada 21 Mei lalu, Singapore Airlines SQ 321 yang menerbangi rute London Heathrow-Singapura mengalami turbulensi hebat di wilayah Laut Andaman. Hal ini memaksa penerbangan yang menggunakan pesawat Boeing 777-300ER itu harus mendarat darurat di Bandara Suvarnabhumi Bangkok, Thailand.
Satu orang tewas dalam kejadian itu. Puluhan lainnya juga dilaporkan mengalami luka berat dan mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan Thailand
Komentar