Jelang RUPS/LB Para Pendiri GoTo Hengkang, Ada Apa?

Sabtu, 25/05/2024 09:55 WIB
Ilustrasi Investasi Saham GoTo (Dok.ist)

Ilustrasi Investasi Saham GoTo (Dok.ist)

Jakarta, law-justice.co - Ada apa dengan GoTo dalam waktu dekat akan ditinggalkan oleh semua pendiri startup perusahaan teknologi, yakni Gojek dan Tokopedia. Selepas perginya para pendiriidentitas pengendali GoTo masih tanda tanya. Namun di luar terdengar kabar investor China yang akan mengambil alih GoTo.

Adapun semua pendiri Gojek dan Tokopedia yang memiliki saham dengan hak suara multipel (multiple voting shares) akan pergi. Yang teranyar, pendiri Tokopedia, William Tanuwijaya dan Presiden Tokopedia, Melissa Siska Juminto disebut tidak akan melanjutkan masa jabatannya sebagai Komisaris dan Direktur GOTO.

Begitu juga figur sentral dalam merger Gojek-Tokopedia dan merupakan co-founder GOTO, Andre Soelistyo juga akan mengundurkan diri dari dewan komisaris perusahaan.

Sebelumnya sudah banyak figur penting di balik Gojek dan Tokopedia telah lebih dulu cabut dari GOTO. Kevin Aluwi telah lebih dulu mundur dari jajaran tertinggi GOTO. Saat pertama merger GOTO, Kevin menjabat sebagai direktur, lalu posisinya digeser ke komisaris perusahaan hingga saat ini sudah tidak lagi menjabat. Masa jabatannya resmi selesai saat RUPS GOTO tahun lalu.

Melissa juga bernasib sama. Ketika awal merger mengisi posisi direktur kini setelah dua tahun akhirnya tidak memperpanjang jabatan di perusahaan. Andre yang awalnya merupakan Direktur Utama GOTO pasca-merger, tahun lalu posisinya diambil alih oleh Patrick Walujo dan digeser ke kursi komisaris hingga kini mundur dari jabatan tersebut.

Sehingga hanya William yang menduduki posisi komisaris di GOTO sejak Gojek dan Tokopedia bergabung. Kini, ia juga tidak menjabat lagi di emiten teknologi tersebut. Adapun empat orang tersebut merupakan sosok sentral di balik Gojek, Tokopedia dan GOTO hal ini ditandai dengan kepemilikan saham seri B yang memiliki hak suara 30 kali lebih besar dari saham biasa.

Pendiri Gojek yang kini menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim telah lebih dahulu keluar dari posisi penting di Gojek. Mengutip prospektus IPO GOTO, Nadiem diketahui pernah memiliki 20,50% saham Gojek di awal pendirian, tetapi namanya sudah tidak muncul sebagai pemegang saham kala merger GOTO.

Lalu ada Leontinus Alpha Edison, sosok pendiri Tokopedia ini sempat memiliki saham seri A dan seri B di awal proses merger GOTO. Nama Leon hilang setelah merger resmi rampung dan perusahaan melantai di Bursa Efek Indonesia. Setiawan Aluwi, ayah dari Kevin juga tercatat sempat memiliki saham seri B di awal-awal proses merger GOTO tetapi hilang jelang melantai di bursa, mengutip prospektus IPO perusahaan.

Saat IPO, hanya tersisa 4 sosok yang memiliki saham seri B yakni Andre, Kevin, William dan Melissa. Dengan satu entitas yakni PT Saham Anak Bangsa (SAB) yang dikendalikan Andre, Kevin dan William juga memiliki sejumlah saham seri B.

Pertama kali melantai di BEI, empat sosok dan satu entitas pemilik saham seri B menguasai 6,08% saham beredar, tetapi memiliki hak suara mayoritas yaitu 58,26%. Hengkangnya seluruh pendiri Gojek, Tokopedia dan pemegang saham seri B menimbulkan pertanyaan penting yakni siapa yang kelak akan memegang kendali perusahaan.

Dalam agenda RUPS/LB yang akan dilaksanakan 11 Juni 2024, salah satu agenda utama adalah permintaan persetujuan dari pemegang saham untuk dapat menjadi pemegang saham seri B. Adapun GOTO mengungkapkan bahwa perusahaan tidak lagi menerbitkan saham seri B milik founder yang artinya akan ada pemindahan saham seri B dari pemilik awal yang akan dialihkan kepada Patrick Walujo apabila dirinya disetujui memegang saham founder.

Masih belum diketahui seberapa banyak juga saham seri B yang akan dialihkan kepada Patrick. "Perpindahan kepemilikan saham dengan hak suara multipel (SDHSM) sehubungan dengan hal tersebut, hanya dapat dilakukan pada pihak yang telah disetujui sebagai pemegang saham dengan hak suara multipel," ujar  Manajemen GOTO.

Yang pasti apapun yang terjadi dalam RUPS/LB GoTo bulan depan, para pemegang saham harus menjelaskan kepada publik secara transparan dan akuntabel apa yang terjadi di GoTo dan rencana aksi korporasi ke depan. Selain itu manajemen GoTo juga harus menjamin saham publik yang ada di perusahaan tersebut tetap terjaga dan tidak malah tergerus dengan aksi korporasi yang beresiko besar atau gambling.

(Warta Wartawati\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar