Ini Deretan Mata Uang Terlemah di Dunia, Apakah Rupiah Termasuk?
Kurs mata uang Rupiah anjlok (Foto: Antara)
Jakarta, law-justice.co - Sebagai informasi, sebagian besar orang mengenal mata uang dunia yang paling kuat, stabil, dan berpengaruh. Meski begitu, bagaimana dengan mata uang dunia yang paling tidak bernilai?
Lalu, mata uang apa yang terlemah di dunia dan berasal dari negara mana?
Misalnya, British Pound Sterling, Swiss Franc (Swissie), US Dollar, Euro - mata uang-mata uang ini relatif stabil, begitu juga dengan negara-negara yang menerbitkannya.
Meski demikian, menyusun daftar mata uang terlemah cukup sulit sebab adanya relativitas dalam perbandingan serta situasi ekonomi yang berubah dengan cepat di berbagai negara tersebut.
Namun, daftar mata uang terlemah ini mengidentifikasi beberapa mata uang nasional yang saat ini terdevaluasi. Berikut daftar 10 mata uang termurah terhadap Dolar AS berdasarkan data pada 2 Maret 2024 yang dikutip dari FXSSI.
1. Rial Iran (~514.000 IRR/USD)
Rial Iran dikenal sebagai mata uang terlemah di dunia. Hal ini dimulai pada tahun 1979 setelah Revolusi Islam, di mana banyak bisnis meninggalkan Iran karena ketidakstabilan politik.
Situasi ini memburuk dengan Perang Iran-Irak dan sanksi ekonomi yang diberlakukan karena kegiatan nuklir Iran. Pemerintah Iran juga membatasi akses warganya ke mata uang asing. Semua faktor ini merugikan ekonomi dan menyebabkan devaluasi rial Iran mencapai hampir 400%.
Pada tahun 2015, pemerintah Iran mencapai kesepakatan tentang masalah nuklir dengan beberapa negara, termasuk AS, Prancis, Inggris, China, Rusia, dan Jerman.
Kesepakatan itu bertujuan untuk mengurangi sanksi terhadap Iran, yang kemudian memperbaiki situasi dan menstabilkan mata uang lokal Iran.
Namun, pada tahun 2018, AS menuduh bahwa Iran melanjutkan program nuklirnya. Sanksi diperketat, membatasi akses negara tersebut ke pasar komoditas dunia.
Iran tidak lagi dapat mengekspor minyaknya, yang membawa sekitar 69% pendapatan setiap tahunnya. Ini menciptakan defisit kritis dalam anggaran nasionalnya.
Hingga Mei 2020, Iran mengalami inflasi yang cepat, dan mata uangnya kehilangan 600% dari nilainya. Untuk mengatasi ini, pemerintah memutuskan untuk mengganti rial dengan Toman, yang menghapus empat nol dari nilainya. Ini berarti 10.000 rial lama sekarang setara dengan 1 Toman.
2. Dong Vietnam (24.469 VND/USD)
Dong Vietnam adalah mata uang kedua terlemah di dunia. Vietnam saat ini sedang bertransisi dari ekonomi terpusat ke ekonomi berbasis pasar. Akibatnya, mata uangnya, dong, saat ini cukup terdepresiasi. Dong saat ini menempati posisi kedua dalam daftar mata uang terlemah di dunia.
Namun, para ahli yakin bahwa pemerintah Vietnam sedang menuju arah yang tepat dan berpotensi mengejar negara-negara tetangganya di Asia.
3. Sierra Leonean Leone (22.418 SLL/USD)
Sierra Leone adalah negara Afrika yang sangat miskin, yang menghadapi banyak ujian serius yang menyebabkan mata uang lokalnya terdevaluasi. Baru-baru ini, perang terjadi di sana, dan virus Ebola yang mematikan kembali muncul. Pada Agustus 2021, Bank Sierra Leone memutuskan untuk meredenominasi Leone Sierra Leone. Uang kertas lama akan diganti dengan yang baru dengan nama Leone Baru dengan kurs 1 Leone Baru untuk 1.000 Leone lama.
4. Kip Laos (20.594 LAK/USD)
Kip Laos adalah satu-satunya mata uang dalam daftar ini yang tidak mengalami devaluasi tetapi awalnya diterbitkan dengan nilai yang sangat rendah. Selain itu, sejak diterbitkan pada tahun 1952, nilai mata uangnya menguat terhadap Dolar AS dan terus meningkat.
5. Rupiah Indonesia (15.502 IDR/USD)
Meskipun Indonesia merupakan negara yang ekonominya stabil dan cukup berkembang di Asia Tenggara, mata uangnya memiliki nilai tukar yang sangat rendah. Melemahnya rupiah yang cukup parah terjadi akibat krisis moneter pada 1998. Krisis menjatuhkan nilai tukar rupiah dari Rp4.650/US$ pada akhir 1997 menjadi Rp7.300/US$ pada akhir November 1998. Bahkan rupiah di pertengahan 1998, sempat anjlok hingga ke level Rp16.800/US$.
Otoritas terus mengambil berbagai langkah untuk memperkuat mata uang nasional, namun upaya tersebut cukup sulit menghasilkan perubahan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir seiring dolar AS yang terus menguat.
6. Sum Uzbekistan (12.335 UZS/USD)
Sum Uzbekistan dikeluarkan dengan perbandingan 1 Sum setara dengan 1000 Kupon Sum pada tanggal 1 Juli 1994, berdasarkan Dekrit Presiden Uzbekistan. Akibat dari liberalisasi kebijakan moneter mereka mulai 5 September 2017, nilai tukar Sum terhadap Dolar AS ditetapkan pada 1 USD = 8.100 UZS, dengan kisaran perkiraan 8.000-8.150 UZS untuk 1 Dolar AS.
7. Franc Guinea (8.579 GNF/USD)
Inflasi tinggi, kemiskinan yang meningkat, dan kekerasan yang terjadi berhasil merusak mata uang Guinea, negara Afrika dengan salah satu mata uang yang paling terinflasi. Mengingat kekayaan alamnya seperti emas, berlian, dan aluminium, mata uang negara ini seharusnya menjadi salah satu yang paling berharga.
8. Guarani Paraguay (7.280 PYG/USD)
Paraguay adalah negara Amerika Selatan kedua yang paling miskin. Negara ini mengalami penurunan ekonomi yang sangat buruk, yang mencakup inflasi, korupsi, kualitas pendidikan rendah, jumlah penduduk miskin yang besar, tingkat pengangguran yang tinggi, dan berbagai data ekonomi yang buruk lainnya.
9. Riel Kamboja (4.086 KHR/USD)
Pada peringkat kesembilan, mata uang terlemah di dunia adalah Riel Kamboja. Riel Kamboja adalah mata uang dari Monarki ini di Asia Tenggara. Mata uang ini diterbitkan pada tahun 1995 untuk menggantikan Piaster Indocina. Awalnya, Riel memiliki nilai tukar rendah dan tidak populer di kalangan penduduk setempat yang lebih memilih menggunakan mata uang asing.
10. Peso Kolombia (3.915 COP/USD)
Peso Kolombia adalah mata uang nasional Republik Kolombia. 1 COP setara dengan 100 centavos. Namun, karena inflasi, centavos sekarang sudah tidak beredar. Mata uang ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1810, ketika pecahnya Perang Kemerdekaan Kolombia dari Spanyol, untuk menggantikan real Spanyol yang beredar sampai saat itu.
Devaluasi telah berakselerasi sejak tahun 1980, di mana 1 USD setara dengan 50 COP. Hingga saat ini, peso Kolombia telah terdevaluasi sekitar 3.000 kali sejak pertama kali dikeluarkan.
Komentar