Ini Nilai Kerugian PT Timah yang Terseret Kasus Korupsi

Selasa, 02/04/2024 23:29 WIB
Ilustrasi Dugaan Korupsi Tata Niaga Timah yang Rugikan Negara Triliunan Rupiah - Sumber Foto : Law-Justice.co

Ilustrasi Dugaan Korupsi Tata Niaga Timah yang Rugikan Negara Triliunan Rupiah - Sumber Foto : Law-Justice.co

Jakarta, law-justice.co - PT Timah Tbk (TINS) akhirnya merespons perihal potensi kerugian perusahaan imbas dugaan korupsi yang melibatkan suami aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis dan `Crazy Rich` PIK Helena Lim.

Direktur Utama TINS, Ahmad Dani Virsal mengungkapkan bahwa pertambangan ilegal yang dilakukan oleh para tersangka dugaan korupsi TINS merugikan perusahaan di sisi tata kelola pertambangan, dan alur bisnis yang harus dikelola dengan regulasi yang ada.

"Sebenarnya tata kelolanya ya, bukan hanya produksi tambang ilegal, tapi bagaimana flow of business pertimahan harus dikelola sesuai regulasi yang ada," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Adapun, pada paparan Virsal dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI mengungkapkan bahwa produksi bijih timah, pada 2023 tercatat mengalami penurunan 26% menjadi 14.855 ton dari 20.079 ton pada 2022. Dari sisi produksi logam timah, pada 2023 produksi logam timah juga turun 23% menjadi 15.340 ton dari 19.825 ton pada 2022.

Sementara dari sisi penjualan, penjualan logam timah pada 2023 turun 31% menjadi 14.385 ton dari 20.805 ton pada 2022 lalu.

Ada pula pihaknya membukukan kerugian Rp 450 miliar pada 2023, turun dari capaian laba bersih selama 2022 yang tercatat mencapai Rp 1,04 triliun.

Virsal mengatakan, rugi bersih sebesar Rp 450 miliar yang dialami perusahaan pada 2023 dipicu karena menurunnya harga timah di pasar dunia, serta penurunan volume produksi bijih dan logam timah.

Dia juga menjelaskan, harga jual rata-rata timah pada 2023 tercatat "hanya" sebesar US$ 26.583 per metrik ton, turun 16% dari 2022 sebesar US$ 31.474 per metrik ton.

Dengan begitu, dia mengatakan bahwa produksi perusahaan yang terus menurun pada kurun waktu 3 tahun terakhir tersebut imbas dari akumulasi permasalahan yang ada.

"Memang banyak masalah ya sebenarnya, ada masalah sosial, masalah social leson to operate, metode penambangan, cara penambangan. Banyak secara teknis dan secara sosial juga banyak yang mesti diperbaiki untuk Tingkatkan produksi," tandasnya melansir dari CNBC Indonesia.

Akibatnya, pendapatan PT Timah Tbk pada 2023 anjlok 33% menjadi Rp 8,39 triliun dari Rp 12,50 triliun pada 2022. Sementara EBITDA pada 2023 anjlok 71% menjadi Rp 684 miliar pada 2023 dari Rp 2,37 triliun pada 2022.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar