Bahas Rancangan APBN 2025

Sri Mulyani Soroti Kenaikan Suku Bunga Global & Kondisi Geopolitik

Selasa, 27/02/2024 16:20 WIB
Modus Pemda Tim Sukses Menyamar Jadi Peserta Bansos kata Sri Mulyani  Foto: ekbis.sindonews.com

Modus Pemda Tim Sukses Menyamar Jadi Peserta Bansos kata Sri Mulyani Foto: ekbis.sindonews.com

Jakarta, law-justice.co - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah merampungkan draft rancangan awal Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025 dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara.

Sri Mulyani juga menyebut penyusunan KEM-PPKF ini sebagai landasan awal penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun anggaran 2025.

"KEM-PPKF dan RAPBN 2025 disiapkan dalam periode transisi ke pemerintahan baru hasil pemilu 2024," ujar Sri Mulyani dalam instagram pribadinya, Selasa 27 Februari 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, dalam KEM-PPKF dipresentasikan kondisi dinamika dan tantangan ekonomi global seperti kenaikan suku bunga global (higher for longer) yang mempengaruhi arus modal, nilai tukar dan biaya pendanaan (cost of fund).

"Juga kondisi geopolitik dan proteksionisme serta trend teknologi digital, perubahan iklim dan penuaan penduduk (aging population) di berbagai negara maju," jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Menurutnya, kebijakan fiskal dan APBN sangat penting dalam menangani tantangan pembangunan, seperti kualitas sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, inklusivitas dan kesenjangan, serta tranformasi ekonomi dan ekonomi hijau.

"Berbagai tantangan pembangunan harus ditangani dan diselesaikan," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani mengutip dari Kontan.

Untuk itu, kebijakan fiskal dan APBN harus dijaga secara hati-hati (prudent), akuntabel dan disiplin agar tetap sehat, kredibel dan berkelanjutan (sustainable).

Sri Mulyani bilang, APBN merupakan instrumen penting dan strategis serta diandalkan untuk memecahkan berbagai tantangan pembangunan untuk mencapai tujuan Indonesia maju, adil dan sejahtera.

"APBN juga menjadi instrumen penting dalam melindungi ekonomi dan masyarakat dalam menghadapi berbagai ancaman dan gejolak seperti pandemi, perubahan iklim dan persaingan geopolitik," tutup Sri Mulyani.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar