Pemilu Presiden 2024

Sebagai Perumus, Tom Lembong Minta Revisi UU Omnibus Law Ciptaker

Kamis, 01/02/2024 14:18 WIB
Kepala BKPM Thomas Lembong (foto: the jakartapost)

Kepala BKPM Thomas Lembong (foto: the jakartapost)

Jakarta, law-justice.co - Co-captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Thomas Lembong atau Tom Lembong akan mengusulkan revisi Omnibus Law UU Cipta Kerja (Ciptaker) karena dinilai tak berhasil jika AMIN terpilih sebagai Presiden 2024.

"Kalau Pak Anies masih lebih hati-hati ya kan, mau lihat kajiannya dulu, tapi saya sebagai yang mendalami omnibus ini dari awal-awal ini dirancang ya saya sih siap bicara secara publik bahwa ini barang harus benar-benar direvisi, karena memang tidak berhasil," ujar Tom dalam sebuah diskusi di Kantor PKS yang disiarkan di kanal YouTube PKS TV, Kamis 1 Februari 2024.

Tom Lembong juga mengenang jika dirinya merupakan perumus awal RUU Cipta Kerja di periode pertama Presiden Joko Widodo. Tom Lembong juga mengatakan produk akhir UU Cipta Kerja yang keluar dari legislasi DPR sangat berbeda dengan niat awal periode pertama Presiden Jokowi.

Dilansir dari CNN Indonesia, Tom Lembong menjelaskan pemerintah meyakini omnibus law merupakan kunci yang akan membuka lapangan kerja hingga mendongkrak perekonomian Indonesia.

Namun, Tom Lembong melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih stagnan meski UU Cipta Kerja sudah berlaku.

"Kita sekarang sudah di tahun ketiga mau tahun keempat setelah omnibus law. Berapa pertumbuhan ekonomi kita sekarang? kan sama aja," beber Tom

"Bagaimana pengangguran dan jumlah pekerja di sektor informal 3 tahun 4 tahun ini juga tidak bergerak," tambahnya.

Lebih jauh, Tom menyoroti strategi ekonomi Indonesia selama 10 tahun terakhir yang memperlihatkan kelas menengah Indonesia tak berkembang. Baginya, ada indikasi kegagalan dari rancangan ekonomi di Indonesia yang disusun selama satu dekade terakhir.

"Jadi ini contoh kegagalan Omnibus Law, bahkan bukan hanya Omnibus Law saja, tapi menurut saya seluruh strategi ekonomi kita selama 10 tahun terakhir," pungkasnya.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar