Manguni Makasiouw, Potret Keberadaannya di Sulawesi Utara
Andi Rompas (kiri) bersama Brigade Manguni gotong royong membangun rumah korban longsor Manado - Sumber Foto: beritatangsel.com
law-justice.co - Manguni Makasiouw diduga terlibat dalam kerusuhan di Bitung. Bentrokan yang melibatkan organisasi massa tertua di Sulawesi tersebut terjadi ketika sebuah kumpulan massa Pro Palestina melakukan aksi demonstrasi pada Sabtu (25/11/2023) di kawasan arena olahraga Dua Saudara, Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut).
Nama Manguni Makasiouw ini tak terlalu santer sebelumnya, padahal di kota kelahiran organisasi massa (ormas) tersebut komunitas ini sudah memiliki nama besar, bukan hanya nama besar tetapi uniknya komunitas ini sebagai simbol pemersatu dari masyarakat adat asli Sulawesi Utara termasuk warga pendatang karena dalam penelusuran tentang keberadaan ormas ini menganut dan patuh atas UUD 1945.Mungkin tak semua orang memahami bahwa ormas yang memiliki sayap organisasi berupa Laskar Manguni Indonesia (Generasi Minahasa) di Sulawesi Utara ini mengklaim bahwa mereka tunduk dan patuh pada Pancasila serta UUD 1945.Organisasi masyarakat tertua di Sulawesi Utara ini nyatanya memang sebagai salah satu ormas besar di wilayah itu. Nama Organisasi tersebut juga pernah muncul ketika kasus penembakan Joshua Hutabarat oleh Brigadir Eliezer, Manguni Makasiouw sempat memberikan pernyataan terbuka mengenai dukungan pada Brigadir Eliezer.Diketahui juga bahwa keberadaan Manguni Makasiouw sebagai induk organisasi di Sulawesi Utara juga telah hidup bersandingan dengan warga sekitar sehingga jarang sekali atau bahkan tidak pernah ada kerusuhan yang mengakibatkan kerugian materil apalagi hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.Artinya, ormas yang tujuan didirikan adalah sebagai pelestari kebudayaan sudah memilki kesadaran bahwa tolerasi telah diterapkan sejak lama. Jika mengutip profil sosial media facebok, misi dari organisasi adat tersebut ingin bersama pemerintah dalam membangun nusantara dengan tidak membedakan budaya, suku, agama, ras, serta adat istiadat yang telah ada sejak lama.Sebagai bukti nyata mereka memilki toleransi adalah ketika melakukan kegiatan kemanusiaaan saat bencana alam dan perkumpulan yang menjuluki komunitas organisasi tersebut dengan Brigade Manguni ini ikut dalam giat kemanusiaan dengan membantu evakuasi korban reruntuhan bangunan akibat bencana termasuk korban yang membutuhkan penanganan kesehatan.Menariknya lagi adalah prinsp nilai utama yang dimiliki adalah semangat Mapalus atau gotong-royong dan Sitou Timou Tou yang memiliki makna hakikat manusia hidup itu untuk memanusiakan orang lain.Secara struktural Brigade Manguni, yang merupakan sayap dari organisasi Manguni Makasiouw dikomando oleh Tonaas Wangko Lendy Wangke. Orgaisasi itu sudah ada lebih dari 20 tahun yang lalu, dengan anggota yang cukup banyak di daerah tersebut dan siap dimobilisasi dengan perintah pimpinan.Manguni Makasiouw dalam Insiden Bitung
Insiden di Bitung memang bermula ketika perayaan Manguni Makasiouw dengan hari jadinya yang ke-12 di GOR Dua Saudara. Selang beberapa waktu massa aksi Pro Palestina yang juga sedang melakukan aspirasi dengan turun ke jalan secara kebetulan melintas di lokasi yang sama. Diduga ada gesekan salah paham akhirnya insiden yang melibatkan kedua dua perkumpulan massa tersebut akhirnya terjadi.
Dalam insiden tersebut mengakibatkan kekhawatiran yang cukup serius karena isu agama yang bergulir ketika itu, apalagi ketika insiden berlangsung jatuh korban jiwa sebanyak 1 orang sementara 2 warga lain mengalami luka-luka. Dalam insiden yang melibatkan dua ormas yang salah satu diantaranya adalah Mangun Makasiouw akhirnya polisi bergerak cepat dan memberikan statu siaga 1 di daerah tersebut hingga waktu yang belum ditengtukan. Dengan kenaikan status kemanan tersebut maka demi mencegah meluasnya insiden petugas mengamankan 7 orang yang diduga ikut dalam bentrokan Bitung, mereka diantaranya adalah RP, HP, GK, FL, BI, MP dan RA. Guna memperkuat terjadinya insiden hingga membuat korban jiwa dan luka-luka beberapa alat bukti juga berhasil diamankan oleh aparat, beberapa dianataranya berupa 5 buah parang, pedang katana, badik, anak panah, dan 2 kayu totara atau kaso yang umumnya dijadikan rangka dipan tempat tidur.Potret Manguni Makasiouw
Manguni Makasiouw merupakan ormas yang beberapa waktu lalu diduga terlibat kerusuhan dengan kelompol massa dari Barisan Solidaritas Muslim (BSM) yang Pro Palestina di kota Bitung, pada Sabtu (25/11).
Manguni yang dalam bahasa Minahasa diartikan sebagai burung hantu atau burung suci tersebut masuk dalam kategori komunitas massa paling tua sekaligus paling besar di Sulawesi Utara, khususnya di Minahasa. Manguni Makasiouw didirikan oleh para tokoh Tonsawang dengan kantor pusat di Kota Manado, Sulawesi Utara. Simbol tersebut dipercaya oleh masyarakat Minahasa bahwa burung Manguni atau disebut masyarakat sekitar dengan nama Ot atau Totosik itu merupakan perantara atau jembatan atau kerap disebut sebagai utusan Opo Empung atau tuhan sebagai pencipta kepada manusia. Manguni punya arti sendiri dalam bahasa Minahasa yang berasal dari kata Mauni atau berarti mengamati. Suku Minahasa juga mempercayai jika burung Manguni merupakan utusan Opo Empung guna memberi mereka petunjuk.Ahli sejarah Minahasa mendeskrispsikan jika kepercayaan suku dengan burung Manguni berawal dari peristiwa air bah yang terjadi dan ketika masyarakat terkena musibah itu maka burung Manguni yang memberi arah bagi Suku Minahasa untuk menempuh perjalanan ke tanah yang dijanjikan.Dalam penuturan yang dikutip kilat.com juga menjelaskan bahwa saat dalam menempuh perjalanan menuju tanah yang dijanjikan kemudian burung Manguni tersebut berkicau sebanyak telu makasiouw atau tiga kali sembilan, maka kicauan dari burung Manungi tersebut merupakan pertanda bahwa tujuan mereka tercapai (menang).Penafsiran itu juga berlaku ketika suku Manguni Maksasiouw berperang, ketika burung Manguni memberikan pertanda melalui telu makasiouw maka serangan kepada musuh harus segera dilakukan.Telu dalam bahasa Minahasa menjadi simbol dari tiga kekuatan yakni Tuhan, alam, dan manusia. Oleh sebab itu Manguni Makasiouw memiliki simbolnya burung hantu (burung Manguni).Terkait kerusuhan yang terjadi waktu alu di Kota Bitung, sejumlah orang yang diduga berasal dari Manguni Makasiouw melakukan penyerangan terhadap massa aksi Pro Palestina yang kebetulan ketika itu melintas ketika ormas Manguni Makasiouw menrayakan HUT- ke 12. Dalam penyerangan tersebut terlihat turut membawa bendera Israel dan senjata tajam. Sekelompol oknum yang diduga orang dari organisasi massa Manguni Makasiouw ketika kerusuhan juga melakukan pengrusakan terhadap beberapa fasilitas dan lingkungan sekitar termasuk diantaranya adalah mobil ambulans yang ada ketika itu.Informasi terkini mengutip detik.com Selasa, (28/11) jalan Kanopi, Kelurahan Bitung Barat 2, Kecamatan Maesa yang merupakan lokasi kerusuhan masih dijaga polisi. Dibandingkan dengan keadaan sebelumnya situasi terkini semakin kondusif dan masyarakat telah melakukan aktivitas normal kembali.Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri memastikan wilayah Bitung khususnya di lokasi insiden beberapa waktu lalu telah perlahan kondusif. Walikota Maurits juga mengharapkan jika masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketentraman dan tidak terprovokasi."Bersama-sama menjaga lingkungan kita, saling menegur, saling mendamaikan agar tidak terprovokasi oleh oknum-oknum yang menginginkan perpecahan di kota tercinta ini," ujar Walikota Bitung Mauritis Mantiri terkait insiden yang diduga melibatkan masyarakat adat Manguni Makasiouw dengan massa aksi pro Palestina.
Komentar