TPN Ganjar-Mahfud Sebut Salam Tiga Jari Simbol Perlawanan

Selasa, 28/11/2023 14:59 WIB
Bakal capres 2024 dari PDIP Ganjar Pranowo di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (2/6). Foto: Ricardo/JPNN.com

Bakal capres 2024 dari PDIP Ganjar Pranowo di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (2/6). Foto: Ricardo/JPNN.com

Jakarta, law-justice.co - Jubir Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Deddy Sitorus mengungkapkan ada makna lain dari simbol tiga jari yang dipakai oleh pasangan calon nomor urut tiga.
Makna utama dari tiga jari itu adalah "taat pada Tuhan, patuh pada hukum, setia pada rakyat." Deddy menyatakan simbol tiga jari itu sudah dipikirkan secara matang.

Namun Deddy menyebut salam tiga jari juga menjadi simbol perlawanan. Sebab, dia melihat dalam Pemilu ini terlihat adanya potensi kecurangan.

"Bahwa itu merupakan simbol perlawanan di satu sisi, yes," kata Deddy dalam Political Show CNN Indonesia TV, Senin 27 November 2023 malam.

"Karena kami melihat sangat besar potensi untuk terjadinya proses demokrasi yang tidak adil, tidak jurdil [jujur dan adil]," imbuhnya.

Dia pun menyinggung pencalonan anak sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Dia menyoroti pencalonan itu dilakukan saat Jokowi masih memegang kekuasaan.

Menurutnya, pencalonan Gibran ini mirip dengan di Filipina.

"Yang pertama, mana rujukannya? Filipina. Di mana Duterte, seorang pemimpin yang sangat populis, membunuh banyak orang tanpa proses hukum. Akhirnya ketakutan bahwa akan ada balas dendam dari para mafia ini," ujar dia.

"Maka dia mengawinkan anaknya menjadi pasangan calon wakil presiden. Dari anak seorang diktator yang tidak kurang kejam dan rakusnya dari Soeharto. Jadi sebenarnya ini copy paste di kita," lanjutnya.

Deddy juga menyinggung adanya intimidasi kepala desa terkait Pemilu. Bahkan, kata dia, ada pemanggilan kepala desa oleh direktur kriminal umum.

"Bayangkan, dalam kepolisian, di direktur kriminal umum itu urusannya maling, copet, begal. Tapi kalau terkait anggaran apa, itu dirkrimsus," tuturnya.

"Jadi ini kan contoh-contoh di mana sudah ada upaya-upaya. Yang menurut kami dan banyak pihak, itu sudah menunjukkan kecenderungan dan potensi. Kecurangan maupun katakanlah demokrasi yang tidak luber dan curang," imbuhnya.

Deddy juga menilai Pemilu saat ini dipenuhi oleh gimik yang berlebihan. Meski begitu, dia mengklaim salam tiga jari Ganjar dan Mahfud bukan bagian dari gimik.

Sebab, menurut dia, gimik berlebihan itu berbahaya. Dia menyebut gimik bisa menutup substansi.

"Ini kan kita akan terjebak pada demokrasi yang namanya demokrasi di kulit. Demokrasi yang bersifat prosedural. Semakin asik, semakin joget, maka akan semakin bagus," pungkasnya.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar