GP Ansor Sentil Cak Imin dan Jazilul soal Pendisiplinan Yaqut: Baperan

Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. (Sindo).
Jakarta, law-justice.co - GP Ansor menyentil pernyataan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid yang mengatakan bakal mendisiplinkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas buntut pernyataannya soal jangan memilih pemimpin karena tampang dan bicara manis.
Kadensus 99 PP GP Ansor Nuruzzaman menilai pernyataan Jazilul berlebihan. Ia juga menyentil Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang menyebut pernyataan Yaqut seperti buzzer. Nuruzzaman menilai keduanya politisi baperan alias terlalu membawa perasaan.
"Cak Imin dan Jazil ini politisi baperan. Pernyataan seperti itu memang harus disampaikan Gus Men sebagai Menteri Agama," kata Nuruzzaman dalam keterangan tertulis, dikutip Senin 2 Oktober 2023.
Menurut dia, kedua elite PKB itu seharusnya mendukung pernyataan Yaqut sebagai bentuk pendidikan politik kepada warga. Nuruzzaman pun mengatakan Cak Imin dan Jazilul sebaiknya tak usah jadi politisi kalau mudah tersinggung.
"Mereka berdua juga dapat gaji dari uang rakyat lho. Tugas mereka bukan mem-framing pernyataan Menag tapi harusnya mendukung pernyataannya," ujar Nuruzzaman.
"Kalau jadi politisi baperan mending berhenti saja dari politisi," imbuhnya.
Wakil Sekjen PP GP Ansor Wibowo Prasetyo juga menilai pernyataan Jazilul yang berencana mendisiplinkan Yaqut sebagai arogansi. Ia juga berpendapat Jazilul terlalu reaktif.
"Soal pendisiplinan, saya kira itu terlalu reaktif dan arogan. Faktanya, Gus Men sama sekali tidak menyebut nama dalam pernyataannya. Sekali lagi, Gus Men hanya menyebut kriteria dan itu wajar bahkan perlu untuk pendidikan politik," kata Wibowo.
Adapun polemik ini bermula dari ucapan Yaqut yang mengajak pemilih untuk memilih pemimpin berdasarkan rekam jejak, bukan hanya kemampuan berbicara dan tampang. Yaqut menuturkan jangan pertaruhkan nasib bangsa pada orang yang tak jelas rekam jejaknya.
"Track record-nya bagus syukur, mukanya ganteng syukur, bicaranya manis, itu dipilih. Kalau enggak ya jangan, jangan pertaruhkan negeri ini kepada orang yang tidak memiliki perhatian kepada kita semua, cek track record-nya," kata Yaqut di Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo, Jumat 29 September 2023.
Pada kesempatan itu, Yaqut turut menyinggung Pilgub DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014 dan 2019 yang dinilai menggunakan agama sebagai alat berkuasa. Ia menilai hal tersebut sebagai preseden buruk bagi Indonesia.
Pernyataan Yaqut lalu direspons oleh Jazilul dan Cak Imin. Jazilul mengaku pihaknya menyiapkan langkah pendisiplinan terhadap Yaqut.
Dia pun menilai seharusnya konstituen PKB mampu membedakan mana kader PKB yang asli dan palsu.
"Kalau sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisiplinan," kata Jazilul kepada wartawan, Minggu 1 Oktober 2023.
"Mana kader palsu, mana kader beneran, mana yang sesuai dengan visi partai dan taat pada seluruh perintah partai dan mana yang bukan," jelasnya.
Sementara itu, Cak Imin merespons dengan mengatakan ucapan Yaqut adalah omongan buzzer alias pendengung yang tak layak dilontarkan oleh seorang menteri.
"Itu omongan buzzer ha ha ha," kata Cak Imin di Jakarta Pusat, Minggu.
Komentar