Keindahan Tenun Sasak: Seni dalam Serat

Sabtu, 30/09/2023 22:20 WIB
Perempuan Sasak di Desa Sukarare, Lombok Nusa Tenggara Barat menenun kain tardional dengan alat tenun bukan mesin (ATMB) tradisional dengan penuh kesabaran. Sebuah keteramilan yang telah berusia ratusan tahun dan ilmunya diwariskan secara turun temurun.

Perempuan Sasak di Desa Sukarare, Lombok Nusa Tenggara Barat menenun kain tardional dengan alat tenun bukan mesin (ATMB) tradisional dengan penuh kesabaran. Sebuah keteramilan yang telah berusia ratusan tahun dan ilmunya diwariskan secara turun temurun.

law-justice.co - Tenun Sasak adalah seni menenun kain yang telah ada selama berabad-abad di kalangan suku Sasak, salah satu suku terbesar di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tenun ini memiliki ciri khas yang unik, dengan pola-pola yang rumit dan warna-warna yang hidup. Setiap potong tenun menceritakan kisah budaya, sejarah, dan identitas suku Sasak.

Salah satu hal yang paling mencolok tentang Tenun Sasak adalah kerumitan teknik tenunnya. Prosesnya memakan waktu dan memerlukan keahlian yang tinggi. Tenun Sasak dibuat dengan menggunakan alat tenun tradisional yang sederhana, seperti mesin tenun pakan ayam yang disebut "Sekar Kepet" dan benang katun atau sutra yang diwarnai secara alami. Tenun Sasak memiliki berbagai macam pola dan desain, termasuk "Sarong" (kain panjang yang digunakan sebagai rok), "Kain Sasak" (kain tipis yang digunakan untuk membalut tubuh), dan "Songket" (kain yang dihiasi dengan benang emas atau perak).

Sejarah Tenun Sasak sangat kaya dan menjadi bagian penting dari budaya Sasak. Keahlian ini telah diturunkan dari generasi ke generasi, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari suku Sasak. Dalam budaya Sasak, tenun bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga merupakan ekspresi seni dan cara untuk menghormati leluhur mereka.

Keterampilan dan kesabaran perempuan Suku Sasak dalam menenun benang menjadi kain yang indah.

Sejarah Tenun Sasak juga terkait erat dengan perkembangan Islam di pulau Lombok. Seiring dengan masuknya Islam pada abad ke-16, tenun Sasak menjadi lebih kaya dengan unsur-unsur Islam dalam desainnya. Motif-motif seperti bintang, bulan sabit, dan masjid muncul dalam tenunan sebagai simbol-simbol agama.

Desa Sukarare adalah pusat produksi Tenun Sasak yang sangat terkenal di Lombok. Desa ini terletak hanya beberapa kilometer dari ibu kota Lombok, Mataram. Ketika Anda tiba di Sukarare, Anda akan langsung merasakan aura tenun di udara. Rumah-rumah penduduk desa ini berfungsi sebagai tempat pembuatan tenun, dan Anda akan menemukan perempuan Sasak yang sangat berbakat yang dengan cermat menenun setiap benang.

Saat berkunjung ke Desa Sukarare, Anda memiliki kesempatan untuk menyaksikan secara langsung proses pembuatan Tenun Sasak. Penduduk setempat akan dengan senang hati memperlihatkan kepada Anda teknik-teknik tenun yang rumit dan menjelaskan makna di balik setiap motif. Anda juga dapat berbelanja langsung di berbagai toko dan galeri yang menjual produk-produk tenun yang memukau.

(Bandot DM\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar