Rusia Persiapkan Anak-anak untuk Perang Karena Konflik dengan Ukraina

Selasa, 26/09/2023 08:45 WIB
Ilustrasi Bendera Rusia (Foto: Istimewa)

Ilustrasi Bendera Rusia (Foto: Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Dengan tujuan dipersiapkan untuk perang, anak-anak Rusia yang masih di bawah umur menerima pelatihan militer.

Hubungan antara Rusia dan Ukraina yang terus memanas mewajibkan setiap warga Rusia siap berperang membela negara, termasuk anak-anak berusia empat tahun.

Anak-anak yang masih duduk di Taman Kanak-Kanak (TKK) di Pasifik hingga Laut Hitam sudah dilatih baris-berbaris dan menggunakan seragam.

Seperti melansir cnnindonesia.com, anak-anak yang lebih dewasa diajarkan untuk menggali parit dan melempar granat, bahkan beberapa anak usia tujuh tahun sudah menggunakan senjata dan amunisi.

Sebuah video di media sosial juga ramai diperbincangkan warganet yang menampilkan siswa laki-laki dan perempuan berlomba merakit senapan dengan gaya Kalashnikov di Simferopol.

Kepiawaian anak-anak menggunakan senjata ini merupakan hasil dari perubahan kurikulum pendidikan yang menekankan pada pemahaman estetika seragam, ritual, dan tradisi militer.

Menteri Pendidikan Rusia, Sergei Kravtsov, menyampaikan bahwa sampai saat ini telah dibentuk lebih dari 10.000 klub militer di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

Sekolah wajib mengajarkan nilai-nilai militer-patriotik dengan didukung oleh buku sejarah yang menonjolkan kemenangan Rusia.

Mengubah isi buku teks

Salah satu upaya Rusia melancarkan propagandanya kepada siswa adalah dengan mengubah isi buku teks sejarah.

Buku ini mendapat kecaman dari berbagai pihak karena mendistorsi dan membiaskan sejarah asli.

Sosok dibalik penulisan buku ini adalah Vladimir Medinsky, seorang ajudan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Buku ini menggambarkan Jembatan Krimea pada sampulnya dan terdapat bab baru yang menceritakan sejarah terkini Ukraina.

Ada bagian yang berjudul `Pemalsuan sejarah`, `Kebangkitan Nazisme`, `Neo-Nazisme Ukraina`, dan `Rusia adalah negara pahlawan`. Amnesty Internasional menyatakan bahwa buku ini penuh dengan propaganda resmi.

"Para penulis mencoba untuk membenarkan tindakan ilegal Rusia, mulai dari aneksasi Krimea pada tahun 2014 dan berakhir dengan invasi besar-besaran ke Ukraina pada tahun 2022," kata Amnesty Internasional.

Putin sendiri telah menandatangani undang-undang terkait mata pelajaran wajib baru di sekolah, yaitu `Dasar-Dasar Keamanan dan Pertahanan Tanah Air`.

Berlakunya undang-undang ini membuat siswa dilatih langsung oleh para personel militer dan veteran. Kebijakan ini sedang dalam tahap uji coba dan akan secara resmi diterapkan di sekolah pada Tahun 2024.

Para siswa Rusia diatas tujuh tahun kini mulai mahir menggunakan senjata atas pelatihan militer yang diterima.

Sebuah video tersebar di media sosial yang menunjukkan siswa berkompetisi merakit senjata yang serupa senapan Kalashnikov, dilanjutkan dengan latihan pertarungan tangan kosong bela diri.

"Sekarang, lebih dari 60 orang terlibat dalam seni bela diri, latihan, termasuk siswa taman kanak-kanak dan anak-anak sekolah," menurut Vladimir Konstantinov, ketua Parlemen Republik Krimea.

Pemandangan anak-anak yang tampaknya sudah terlatih untuk bertempur dan membela negaranya tersebar di berbagai daerah di Rusia.

Sejak bulan Juli lalu, anak-anak di Belgorod membuat tanda panggilan ke diri mereka, salah satunya menggunakan "Sledgehammer". Mereka turut dalam pelatihan senjata otomatis, senapan mesin, dan melewati rintangan.

Seorang anak prasekolah di Yeysk memimpin barisan penjaga perbatasan, sementara teman lainnya meneriakkan: "Satu, dua, tiga. Kiri, kiri, kiri!". Pada parade yang diadakan di Vologda, seorang anak kecil memberi hormat dan berkata kepada petugas "Komandan parade! Parade sudah siap. Saya Komandan Uliana Shumelova."

Kini pemimpin Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, beralih dari merekrut tahanan menjadi merekrut anak-anak. Didirikan pusat perekrutan pasukan militer anak-anak di sekolah dan kelompok olahraga remaja.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar