Ganjar Sebut SDM Indonesia Saat Ini Belum Mampu Gantikan TKA China

Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo menghadiri acara Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Indonesia pada Minggu (17/9/2023) yang dihelat di Gedung Djakarta Teather.
Jakarta, law-justice.co - Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mempertanyakan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menggantikan tenaga kerja asing (TKA) asal China yang kini ada di sejumlah proyek.
Pernyataan itu Ganjar sampaikan saat memberi Kuliah Kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Depok pada Senin 18 September 2023.
Saat itu, dia sedang menjelaskan tujuh strateginya membawa Indonesia menjadi negara maju. Salah satu strategi itu yaitu hilirisasi industri menuju kelas dunia.
Meski demikian, Ganjar menggarisbawahi hilirisasi industri memerlukan SDM yang hebat. Sayangnya, berdasarkan pengalaman Ganjar memimpin Jawa Tengah selama 10 tahun terakhir, banyak pihak yang kerap mendorong untuk mengusir TKA asal China.
Padahal, dia mempertanyakan kemampuan SDM Indonesia menggantikan TKA China itu.
"Jangan teriak-teriak ya, `Itu pegawai China, diusir Pak!` Pengalaman di Jawa Tengah dulu gitu, `Ya sudah kita usir aja besok pagi, tapi kamu bisa gantikan enggak?`," ujar Ganjar seperti yang disiarkan kanal YouTube FISIP Universitas Indonesia.
Dia tidak ingin memperdebatkan terkait kehadiran TKA China jika memang SDM Indonesia belum bisa menggantikan mereka.
"Kalau saya bicara blak-blakan, enggak ada kita bicara `Oh ya, ya, nanti kita akan bicarakan,` kesuwen [terlalu lama]," jelas Ganjar.
Mantan gubernur Jawa Tengah ini kemudian mengutip data BPS 2023, yang mana masyarakat yang bekerja kerja tidak sesuai jurusan ada 53,3 persen, lalu pekerja dengan upah di bawah UMR ada 49 persen, dan terakhir tingkat pengangguran terbuka masih ada 5,83 persen.
Oleh sebab itu, Ganjar menekankan pentingnya membangun SDM produktif. Dia punya tiga strategi, yaitu lewat sekolah vokasi, investasi dan hilirisasi, serta mata kuliah sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
Komentar