Nawaitu Redaksi

Mimpi SBY dan Mencari Kambing Hitamnya, Posisi AHY Kritis

Sabtu, 16/09/2023 18:43 WIB
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar bersama bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menggelar pertemuan di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (11/9/2023). Hasil pertemuan ini disampaikan oleh Cak Imin. . Robinsar Nainggolan

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar bersama bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menggelar pertemuan di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (11/9/2023). Hasil pertemuan ini disampaikan oleh Cak Imin. . Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Munculnya duet Anies -Cak Imin yang menyingkirkan peluang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)  juga telah mengingatkan orang pada mimpi seorang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang di unggah di akun twiternya pada bulan Juni yang lalu sesaat setelah AHY bertemu dengan Puan Maharani di Plataran Hutan Kota, Senayan, Jakarta.

Apa isi mimpi SBY dan hubungannya dengan “cerainya” partai demokrat dengan Koalisi Perubahan dan Perbaikan (KKP) yang semula menjadi mitra koalisinya ?. Benarkah SBY memanfaatkan bersatunya Anies-Cak Imin sebagai kambing hitam untuk meninggalkan KKP menuju koalisi impiannya ?. Bagaimana pula upaya dan peluang SBY untuk mewujudkan mimpinya ?.

Mimpi SBY

DItengah riuh rendah ramainya orang bersuara menanggapi duet  Anies-Cak Imin yang tidak disangka sangka, publik teringat dengan mimpi SBY bulan Juni lalu yang di unggah dalam laman twiternya Senin (19/6/2023).

SBY bermimpi bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjemput Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri untuk bersama-sama naik kereta dari Stasiun Gambir, Jakarta.

"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," cuit SBY di akun Twitternya seperti dikutip dari Tempo, Senin, 19 Juni 2023.

Mimpi itu berlanjut dengan ketiganya sudah ditunggu Presiden ke-8 RI di Stasiun Gambir. Sang presiden yang akan dipilih di 2024 ini kemudian berbincang-bincang sebelum memberikan tiket kereta api untuk ketiganya.

"Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai," kata SBY.

SBY, Jokowi, dan Megawati, dalam cuitan SBY, selanjutnya naik kereta api dan menyapa rakyat sepanjang perjalanan. Kereta api tersebut ternyata berhenti di Solo dan ketiganya berpisah ke tempat tujuan masing-masing.

"Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan," kata SBY.

SBY, Jokowi, dan Megawati, dalam cuitan SBY, selanjutnya naik kereta api dan menyapa rakyat sepanjang perjalanan. Kereta api tersebut ternyata berhenti di Solo dan ketiganya berpisah ke tempat tujuan masing-masing.

"Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar utk berziarah ke makam Bung Karno," ujar Presiden ke-6 RI itu.

Begitulah isi mimpi yang diceritakan oleh SBY lewat sosial media pada bulan Juni yang lalu. Persoalan mimpi memang bukan barang sepele. Selama berabad-abad orang merenungkan arti mimpi. Pada peradaban awal menganggap mimpi sebagai perantara antara dunia kita dan dunia para dewa. Sander van der Linden, peneliti dalam psikologi eksperimental sosial di London School of Economics and Political Science, menyebut orang Yunani dan Romawi yakin bahwa mimpi memiliki kekuatan kenabian tertentu.

Pada akhir abad ke-19, Sigmund Freud dan Carl Jung mengajukan beberapa teori mimpi modern yang paling dikenal luas. Mimpi ialah cita-cita, keinginan, dan harapan. Kata Sigmund Freud, bapak psikoanalisis, mimpi merupakan sublimasi dari keinginan atau harapan yang terpendam di alam bawah sadar. Ia tidak bisa direkayasa.

Menurut teori Sigmund Freud, seorang manusia yang bermimpi akan sulit untuk mengingat mimpinya secara runut karena mimpi merupakan realitas yang belum selesai dan dibawa ke dalam alam bawah sadarnya.

Tetapi kalau kita menyimak mimpi yang diceritakan oleh SBY, beliau bisa mengingat secara runut alur cerita mimpinya. Dengan runutnya cerita mimpi yang disampaikan oleh SBY berarti meruntuhkan teori tersebut, sehingga SBY boleh disebut sedang mimpi politik yang merupakan harapan-harapan yang diinginkan SBY dan hal tersebut bukanlah suatu bunga mimpi seperti mimpi orang tidur pada umumnya.

Banyak tafisir yang dimunculkan oleh pengamat politik terkait mimpi yang di alami oleh SBY. Salah satu tafsir misalnya disampaikan oleh Cecep Hidayat , Pengamat politik dari UI (Universitas Indonesia).

Menurut Cecep, mimpi SBY itu bisa jadi merupakan sebuah harapan adanya bakal calon presiden (bacapres) dan bakal calon wakil presiden (bacawapres) 2024 yang didukung dan disetujui oleh SBY, Jokowi, dan Megawati.

Atas dasar pertimbangan itu, SBY lewat mimpinya bisa jadi pula ditafsirkan sebagai upaya menjodohkan Ganjar Pranowo dan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. Diketahui, PDIP saat ini mengusung Ganjar Pranowo sebagai bacapres 2024 dan belum memiliki bacawapres sebagai pendampingnya.

Menurut Cecep, mimpi SBY merupakan metafora yang disampaikan SBY. “Nah, di sini Pak SBY memberi metafora ya, bagaimana dia menemui Jokowi dan mendatangi Megawati dan bersama-sama naik kereta,” kata seperti dikutip media Selasa (20/6/2023).

Selanjutnya saat SBY dan Jokowi turun di Solo dan lanjut ke Pacitan dengan bus, menurut Cecep itu bisa menjadi gambaran bagaimana SBY bisa terbuka untuk membangun koalisi dengan PDI-P. Di sisi lain, Cecep juga mengatakan, Ganjar juga belum mengumumkan bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya

Menariknya, SBY menceritakan mimpinya itu sehari setelah Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan AHY bertemu di Jakarta. Dalam pertemuan itu Puan Maharani dan AHY sempat mengatakan Demokrat dan PDIP sama-sama menginginkan tidak terjadi perpecahan dan bisa mencari kesamaan di antara keduanya.

"PDIP maupun Demokrat adalah sama-sama nasionalis. Merah putih, Pancasilais, dan tentu kita tidak ingin terjadi perpecahan di antara kita karena politik sesaat. Oleh karena itu banyak hal yang bisa kita cari kesamaannya," kata AHY saat konferensi pers Dialog Politik Rekonsiliasi PDIP-Demokrat, di Plataran Hutan Kota, Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad 18 Juni 2023.

Saat itu, AHY juga mengaku dititipi pesan ayahnya, SBY. "Pak SBY menitipkan, semoga pertemuan ini membawa kebaikan dan keberkahan," ungkap AHY. Pesan SBY ini, kata AHY, disampaikannya saat berziarah di Taman Makam Pahlawan. Di momen tersebut, SBY teringat sosok almarhum Taufiq Kiemas yang pusaranya tak jauh dari almarhumah istrinya, Ani Yudhoyono."Beliau berdua bersahabat semasa hidupnya dan tentunya mudah-mudahan di alam kuburnya tersenyum melihat kebersamaan hari ini," ujar AHY mengingat pesan SBY.

Di lain sisi, kata AHY, PDIP sendiri punya koalisi yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai bacapres. "Menyadari posisi kedua partai, justru jadi sangat terbuka. Akhirnya tidak ada rasa tidak enak untuk menyampaikan hal-hal yang memang bagus untuk saling kita ketahui saling kita bicarakan," ucapnya seperti dikutip media.

Kini ditengah tengah ramainya pembicaraan soal duet Anies -Cak Imin, orang kemudian teringat pada mimpi SBY.  Dugaan muncul, jangan jangan mimpi SBY memang sengaja di eksploitasi pihak pihak yang berkepentingan  untuk “melegitimasi” atau pembenaran tentang misi “mengawinkan” Ganjar Pranowo dengan AHY.

Mencari Kambing Hitam ?

Mimpi SBY pada akhirnya memang dikaitkan kaitkan dengan munculnya duet Anies -Cak Imin dimana dalam kasus ini SBY dan partai demokrat merasa dikhianati oleh Partai Nasdem dan Anies Baswedan soal penunjukan Cak Imin sebagai Cawapresnya.

SBY marah dan kecewa atas “pengkhianatan” yang dilakukan oleh mereka yang semula menjadi mitra koalisinya. Mengapa ukan AHY yang dipilih oleh partai Nasdem dan Anies melainkan Cak Imin, yang bukan anggota koalisinya.

Tetapi banyak yang menilai bahwa marah dan kecewanya SBY itu sebenarnya hanya ingin mencari kambing hitam saja. Kekecewaan dan kemarahan itu hanya dijadikan sebagai alasan saja untuk keluar dari KKP pada hal  rencana keluar itu sebenarnya sudah lama.

Ungkapan kekecewaan dan kemarahan SBY dinilai hanya memanfaatkan momentum saja untuk keluar dari KKP dengan harapan ingin menaikkan daya tawar ke bakal capres lain dalam hal ini koalisi PDIP-PPP.

Dugaan ini seperti cukup beralasan karena diantara  tiga anggota KKP , hanya Demokrat yang memaksakan Ketumnya jadi cawapres Anies Baswedan. Demokrat seolah olah ingin mengunci KKP dengan memanfaatkan kursi Nasdem dan PKS yang tidak cukup untuk mengusung capres, sehingga KPP menjadi tersandera.

Demokrat berpikir, tanpa Demokrat KPP tidak bisa melaju dan koalisi bubar karena tidak terpenuhi persyaratannya. KPP seolah olah diberikan hanya satu pilihan yaitu terima AHY sebagai cawapres atau demokrat akan keluar dari KKP. Demokrat mendesak Anies untuk segera mengumumkan pasangan capres-cawapres yang tidak lain adalah Anies-AHY.

Tetapi rupanya Nasdem tidak begitu saja mau menerima desakan partai demokrat itu dan akhirnya ketika terjadi deadlock muncullah nama Cak Imin yang akhirnya memicu demokrat uring uringan karena merasa aspirasinya tidak di akomodasi oleh mitra koalisinya.

Selain itu diantara anggota KKP, hanya Demokrat yang rajin menyerang anggota partai koalisi lainnya khususnya menyerang partai Nasdem. Kata "berkhianat" sudah lama digunakan oleh Demokrat ketika menyerang Partai Nasdem bahkan jauh sebelum Nasdem akhirnya memasangkan Anies dengan Cak Imin .

Karena itu kekecewaan dan kemarahan partai demokrat karena Nasdem dan Anies lebih memilih Cak Imin dari AHY, bisa jadi karena partai demokrat hanya memanfaatkan momentum saja untuk keluar dari KKP. Bahwasanya seolah olah partai demokrat itu dizalimi dan dikhianati oleh mitra koalisinya. Pada hal mungkin niat keluar dari KKP itu sebenarnya sudah lama direncanakannya sejak SBY mengunggah mimpinya di akun twitternya.

Sikap SBY saat ini yang mengaku kecewa dengan KKP  dianggap hanya `mengkambinghitamkan` saja, dan dirinya sendirilah yang memulai pengkhianatan itu sebenarnya. Sehingga baik Nasdem, Anies maupun Cak Imin hanya orang yang dikambing hitamkan saja, karena sebenarnya SBY  sudah membuka peluang untuk bergabung dengan koalisi PDIP itu sejak lama.

Tanggapan bahwa SBY sebenarnya hanya mencari kambing hitam saja diamini oleh para netizen lewat unggahan mereka."Saya kira sejak pak SBY bilang mimpi satu gerbong dengan Megawati, itu sudah tanda keinginan SBY ingin gabung PDIP..."Peristiwa sekarang ini cuman untuk pengesahan, biar ada yang dikambing hitamkan sebagai pengkhianat. Gitu looh... nggak usah terkejut," tulis akun @MussalehU.

"Kemarin2 bilang tergantung Anies, ternyata marah, padahal sudah lama pak Sby mimpi ingin satu gerbong dengan Megawati. Biar saya hengkang .... malu-malu ke Mega...," tulis akun @jari_droid."Mimpi SBY, bersama Jokowi dan Megawati saling mengantar sepertinya akan menjadi nyata....," tulis akun @sarinah116.

"Kepada capres mana dia akan menawarkan putra mahkotanya jadi cawapres? Apakah SBY akan menawarkan AHY jadi cawapres GP ke Megawati. "Atau menyorongkannya ke Prabowo? Bila kita gunakan mimpi yang dimuat SBY di instagramnya sehari setelah AHY dan Puan Maharani," tulis akun @bathol_meidan

“Lanjutkan pak Andi, semoga mimpi pak SBY sebelumnya untuk naik kereta kencana bersama jokowi dan megawati bisa terlaksana," tulis akun @farisaudeh.Sebagaimana diketahui, bukan cuma mimpi SBY bertemu Megawati saja yang diduga bakal menjadi sinyal Partai Demokrat bergabung dengan koalisi PDIP.

Begitulah suara netizen menanggapi keluh kesah SBY yang merasa di khianati dan ditinggalkan oleh mitra koalisinya. Pada hal niat sebenarnya niat untuk meninggalkan KKP itu sudah lama sejak SBY mengunggah mimpinya lewat akun twitternya. Bagaimana menurut Anda ?

Upaya Mewujudkan Mimpi

Usai meninggalkan KKP, kubu demokrat memang harus segera mencari koalisi baru untuk tempat berlabuhnya. Pilihan demokrat untuk merapat ke PDIP bersama PPP kelihatan telah menjadi incarannya sejak lama.

Dugaan ini sejalan dengan pendapat Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai Partai Demokrat akan lebih condong berkoalisi ke PDIP usai menyatakan keluar dari KKP setelah Anies Baswedan memilih Ketua Umum PKB Cak Imin, sebagai cawapresnya.

Tanda tanda demokrat merapat ke PDIP diantaranya munculnya pujian dari SBY terhadap Ketua DPP PDIP, Puan Maharani anaknya ibu Mega. "Kita sambut dengan baik, Mbak Puan, karena respons kita juga positif. Kita menghormati, kita menghargai, bahkan kami bersetuju untuk menjalin, menjaga komunikasi," jelasnya.

"Kalau tujuannya baik untuk kepentingan bangsa, Demokrat wajib meresponsnya dengan baik. Tentang nantinya ke mana kita berada, inilah yang nanti akan kita bicarakan baik-baik. Saya akan sampai di situ nanti," sambung SBY seperti dikutip media.

Saat ini komunikasi antara kubu demokrat dengan PDIP memang dikabarkan sedang berjalan intensif untuk mencapai kesepahaman bersama.  Seperti disampaikan oleh Capres dari PDIP Ganjar Pranowo bahwa PDIP menyambut baik dan komunikasi intens dengan Demokrat pasca mundur dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

"Teman-teman Demokrat saya kira komunikasi terus-menerus setelah kejadian (deklarasi Anies-Muhaimin, red) dengan teman-teman DPP PDI Perjuangan, ya," katanya, seusai berpamitan dengan kepala desa, atlet, guru dan aparatur sipil negara (ASN) lingkungan Pemprov Jateng di GOR Jatidiri Semarang, Selasa 5 September 2023.

Sementara itu Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman membuka peluang Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri untuk penjajakan politik.Ia menuturkan bahwa SBY juga siap jika nantinya Megawati bersedia menerima kunjungan dari SBY.

Karena itu, peluang pertemuan Megawati-SBY sejatinya sangat terbuka ."Sangat mungkin, saya rasa kita sangat senang apabila Ibu Megawati berkenan untuk menerima Pak SBY, Pak SBY siap," kata Benny di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (5/8/2023).

Jika nantinya pertemuan antara SBY dan Megawati benar benar terwujud dan berhasil menjadikan keduanya satu perahu di koalisi yang sama maka ini akan menjadi pintu gerbang rekonsiliasi politik dua tokoh pemimpin bangsa, yakni Megawati Soekarnoputri dan SBY yang sudah lama tidak akur karena pengalaman politik dimasa lalunya.

Membaiknya hubungan politik Bu Mega dan Pak SBY, akan menjadi oase politik yang menyejukan sekaligus bisa membawa suasana politik nasional kita menjadi lebih cair dan penuh riang gembira sebagaimana menjadi harapan masyarakat Indonesia sejak lama.

Namun kalau sampai Megawati tidak bisa menerima AHY karena persoalan masa lalu dengan SBY yang belum juga selesai, maka nasib AHY semakin tidak jelas dan kritis karena tidak tahu akan bergabung ke kubu capres yang mana.

Selain itu jika hal tersebut bisa diwujudkan akan memberikan nilai plus pada keduanya yaitu baik kepada SBY maupun kepada Ibu Mega. Karena Partai Demokrat jadi lebih punya peluang memenangkan Pilpres 2024. Mengingat elektabilitas Ganjar yang masih lebih unggul dari lawan lawannya. Selain itu PDIP dan Demokrat akan sama-sama mendapat apresiasi positif oleh publik secara luas karena rekonsiliasi antara keduanya. Kita tunggu perkembangann selanjutnya, apakah mimpi SBY itu akan menjadi nyata atau hanya sekadar fatamorgana.

 

(Warta Wartawati\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar