PSI Disebut Cuma Mendompleng Nama Kaesang Demi Naikkan Popularitas

Kamis, 08/06/2023 15:40 WIB
Baliho Kaesang di Depok (Inilah)

Baliho Kaesang di Depok (Inilah)

Depok, Jawa Barat, law-justice.co - Nama Kaesang Pangarep tengah ramai diperbincangkan di media sosial terkait isu dirinya terjun ke dunia politik. Belakangan nama dan wajahnya muncul di beberapa baliho di Kota Depok.

Baliho tersebut dipasang oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di beberapa titik di Jalan Margonda, Depok. Juru Bicara DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sigit Widodo turut mengunggah berita tersebut di Twitter centang birunya pada Senin (22/5/2023) lalu.

"Ada yang berbeda di Jalan Margonda Depok, hari ini. Mata pengguna lalu lintas dari Lenteng Agung yang melintasi Jalan Margonda akan tertuju pada billboard besar bergambar Kaesang Pangarep sambil memegang bunga mawar," kata Sigit di akun Twitter @sigitwid, dikutip Kamis (8/6/2023)

Baliho tersebut memuat lambang PSI di atasnya, kemudian terpampang tulisan "PSI menang, Wali kota Kaesang." Di bawahnya terdapat foto Kaesang Pangarep berpose sedikit senyum sambil memegang bunga mawar.

Wakil Ketua PSI Kota Depok, Icuk Pramana Putra menyebut akan mengerahkan seluruh sumber daya dan upayanya untuk mewujudkan wacana Kaesang Pangarep jadi Wali Kota Depok. Dia meminta para relawan Kaesang untuk mengkomunikasikan semangat perubahan di Pilkada 2024.

"Kami mengajak seluruh organ relawan Kaesang untuk dapat terus bersatu dan bergerak menyampaikan pesan purubahan akan datanJubirg melalui mas Kaesang," katanya.

Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Depok, Ade Supriyatna menyebut gembar-gembor PSI yang mendorong Kaesang Pangarep untuk maju Pilkada Depok sebenarnya untuk kepentingan Pileg 2024. Partai tersebut dikatakan Ade membutuhkan tokoh yang dikenal untuk menaikkan citranya.

"Gembar-gembor naikin Kaesang sekarang tujuannya buat Februari 2024 (Pileg) bukan semata buat Pilkada. Itu untuk kepentingan Pileg dia (PSI), supaya dia masih bisa eksis di Depok makanya dia kampanye gembar-gembor sekarang," jelas Ade Supriyatna kepada Republika, Kamis (8/6/2023).

Karena alasan inilah, PKS disebut Ade tidak terlalu banyak menanggapi pencalonan Kaesang yang santer dilakukan PSI. "Makanya kita nggak terlalu tanggapi lah soal ini," katanya.

Ada menjelaskan, tindakan yang dilakukan PSI merupakan coattail effect atau efek ekor jas yang merupakan strategi melibatkan tokoh penting atau tersohor untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Cara ini dikatakan Ade merupakan hal yang biasa dalam dunia politik.

Meski begitu, DPD PKS Depok dikatakannya masih terus memantau perkembangan terkait isu pencalonan Kaesang ini. Walaupun pihaknya saat ini masih akan berfokus untuk Pileg 2024.

"Kita pantau terus perkembangannya. Nggak apa-apa, ada lawan yang punya popularitas, itu kan malah bikin kita lebih semangat,"ujarnya.


Sekretaris DPC PDIP Kota Depok, Ikravany Hilman mengaku partainya masih fokus memikirkan Pileg dan Pilpres 2024 terlebih duhulu di tengah gencarnya dorongan untuk mengusung Kaesang jadi Wali Kota Depok. Namun PDIP tidak menutup kemungkinan untuk mengusung Kaesang di Pilkada Depok.

"Karena kan instruksi kami jelas, fokus pemenangan pileg dan pilpres. Nah, kalau kita kan mau ngusung wali kota paling nggak harus 20 persen dong. Kurang dari 20 persen kursi, koar-koar usung wali kota kan repot," jelas Ikravany Hilman kepada Republika, Selasa (6/6/2023).

DPC PDIP Depok disebutnya menyambut baik orang-orang yang dinilai bisa memberikan perubahan di Kota Depok, termasuk Kaesang. Karena Depok disebutnya memang perlu perubahan.

"PDI Perjuangan di Depok nggak pernah bilang menolak Kaesang. Jadi bagi kami siapapun yang menjadi energi perubahan di Kota Depok itu, termasuk lewat mas Kaesang akan kami dukung. Karena Depok kan, dibilang stagnan nggak, tapi juga kita seharusnya bisa lebih maju dari apa yang kita miliki hari ini," katanya.

Kaesang Pangarep pada pekan lalu sudah buka suara terkait baliho bergambar dirinya yang dipasang oleh PSI di Depok. "Yang ngasih gambar saya kok," kata Kaesang ketika ditemui di Solo Paragon Mall, Sabtu (4/6/2023).

Disinggung soal kakaknya, Gibran Rakabuming yang tidak memperbolehkan dirinya di Depok ataupun Solo, Kaesang hanya berseloroh bahwa Gibran takut tersaingi. "Ya iya Mas Gibran tersaingi sama saya kok," katanya.


Sebelumnya, Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) Prof Hamdi Muluk mengaku frustrasi dengan kondisi Depok yang dinilainya tidak banyak mengalami perubahan. Karena itu, ia berharap akan muncul sosok pemimpin yang bisa mengubah kondisi kota ini menjadi lebih baik di Pilkada 2024.

"Saya berharap sebagai warga Depok yang sudah frustrasi sebenarnya 15 tahun terkahir ini. Harus ada orang, kalaupun bukan Kaesang orang lain lah yang harus mengubah ini," jelas Hamdi Muluk kepada Republika, Jumat (2/6/2023).

Dia menjelaskan, warga Depok telah memberi cukup waktu untuk PKS menghadirkan perubahan di daerah ini. Namun selama hampir dua dekade dipimpin PKS, ia menilai belum ada perubahan signifikan.

"Karena memang cukup 20 tahun kita memberikan kesempatan. Bukan kita nggak fair, waktu awal Nur Mahmudi (Walkot Depok 2006-2016), saya nyoblos buat dia karena saya harap dia mampu membuat perubahan. Dan orang-orang seperti saya (yang merasakan) kan banyak di Depok itu," katanya.

Menurutnya, kondisi Depok berbeda dengan daerah lain seperti Tangerang dan Bekasi yang dinilainya telah banyak perubahan. Bahkan kondisi daerah penyangga Jakarta ini dikatakannya seperti jalan di tempat.

Dia menyebut Kota Depok tidak kekurangan sumber daya manusia yang unggul untuk memajukan daerah ini. Tapi karena eksklusivitas yang terjadi di Depok, banyak orang-orang berpotensi yang tidak dilibatkan.

"Nggak banyak (perubahan) bahkan di bawah PKS nggak ada sesuatu yang impresif. Bahkan secara kasat mata, ini kayak jalan di tempat Depok itu. Tangerang sudah maju lebih impresif, Bekasi sudah maju. Ini jalan di tempat. Ada apa gitu, nggak ada terobosannya," ujarnya.

(Kiki Agung\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar