Ketika AHY Ogah Adu Kuat dengan Manuver Moeldoko (3)

Rabu, 07/06/2023 19:40 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyambut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar (Cak Imin), di kediaman Puri Cikeas, Bogor Jawa Barat, Rabu (3/5/2023). Pertemuan tersebut dalam rangka silahturahmi dan membahas isu-isu kebangsaan terkini. Robinsar Nainggolan

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyambut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar (Cak Imin), di kediaman Puri Cikeas, Bogor Jawa Barat, Rabu (3/5/2023). Pertemuan tersebut dalam rangka silahturahmi dan membahas isu-isu kebangsaan terkini. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM RI (Wamenkumham) Denny Indrayana mengaku, mendapatkan informasi kalau hakim Mahkamah Agung RI (MA) bakal mengabulkan Peninjauan Kembali (PK) yang dilayangkan Moeldoko soal legalisasi Partai Demokrat.

Dirinya berharap, informasi yang didapatkan dari sumber yang dipercayainya itu tidak terjadi.

"Jangan pula dugaan "pencopetan" Partai Demokrat oleh Kepala Staf Presiden Moeldoko, melalui PK di MA, menjadi kenyataan," kata Denny dalam unggahan Instagram pribadinya dari Melbourne, Australia, Senin (29/5/2023).

Sebab, jika ternyata MA benar mengabulkan PK dari Moeldoko itu maka, hal tersebut akan mencerminkan buruknya demokrasi Indonesia.

Pernyataan Denny itu dilandasi karena menurutnya, putusan MA itu nantinya hanya merupakan arahan dari Istana.

Pasalnya kata dia, tujuan dari hal tersebut adalah untuk menjegal atau menggagalkan pencapresan Anies Baswedan.

"Bukan hanya merusak kedaulatan partai, tapi juga menjegal bacapres Anies Baswedan, karena resistensi kekuasaan Istana. Amat buruk buat demokrasi kita," tukas dia.

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) khawatir Partai Demokrat akan diambil alih KSP Moeldoko lewat upaya peninjauan kembali atau PK di Mahkamah Agung (MA).


"Pesan seperti ini juga kerap saya terima. Jangan-jangan ini serius bahwa Demokrat akan diambil alih?” kata SBY dalam keterangannya, dikutip pada Senin (29/5/2023).

Mantan Presiden RI ini berpendapat bahwa secara akal sehat sulit diterima jika PK Moeldoko dikabulkan MA karena sudah 16 kali kalah di pengadilan.

"Kalau ini terjadi, info adanya tangan-tangan politik untuk ganggu Demokrat agar tak bisa ikuti Pemilu 2024 barangkali benar. Ini berita yang sangat buruk," ujar SBY.

SBY pun berharap agar pemegang kekuasaan tetap amanah, tegakkan kebenaran dan keadilan.

“Indonesia bukan negara "predator" (yang kuat memangsa yang lemah) serta tak anut hukum rimba, yang kuat menang, yang lemah selalu kalah,” tegasnya.

Selain itu, SBY juga mengimbau kader Partai Demokrat di seluruh tanah air, agar mengikuti perkembangan PK Moeldoko dan selalu mengikuti petunjuk Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Jika keadilan tak datang, kita berhak memperjuangkannya secara damai dan konstitusional,” imbuhnya.

(Kiki Agung\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar