Kegagalan Pemerintah dan Mustahil 0 Persen Kemiskinan Ekstrem (3)

Selasa, 06/06/2023 18:40 WIB
Potret Kemiskinan di Indonesia (Law-Justice/Robinsar Nainggolan)

Potret Kemiskinan di Indonesia (Law-Justice/Robinsar Nainggolan)

Jakarta, law-justice.co - Kepala Bidang Kerja Sama Luar Negeri Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia (MIPI), Muhammad Abdullah Darraz menyampaikan berbagai upaya perlu dilakukan sebagai refleksi mengenai kondisi Indonesia di usianya yang ke-100 tahun ke depan. Diketahui, 2045 mendatang atau di usianya yang ke-100, bangsa Indonesia diprediksi bakal memiliki potensi bonus demografi, yakni sebanyak 70 persen penduduknya merupakan usia produktif.


“Hal ini di satu sisi merupakan potensi yang luar biasa. Namun di sisi lain apabila bonus demografi tidak dimanfaatkan secara baik dan maksimal, maka akan membawa ekses yang tidak kecil. Bahkan akan menjadi bencana demografi,” katanya dalam kegiatan kick off Prominent Leaders Academy Program di Menara Peninsula Hotel, Jakarta, Selasa (6/6/2023).

Darraz menjelaskan, potensi terjadinya bencana demografi itu dipicu oleh merebaknya persoalan besar seperti kemiskinan, kualitas kesehatan yang rendah, stunting, hingga angka pengangguran yang meningkat. Oleh karena itu, kata dia, para generasi Z dan milenial memiliki peran sebagai penentu arah bangsa di masa mendatang.

Menurut Darraz, para generasi tersebut nantinya akan menjadi pemimpin bangsa. Generasi itu juga terus disiapkan untuk menjadi generasi emas di masa depan.

“Maka MIPI menganggap penting bagaimana menyiapkan generasi milenial, generasi Z ini, bagi masa depan Indonesia, terutama kepemimpinan Indonesia di 2045. Bagi MIPI itu adalah suatu keharusan, suatu tanggung jawab sejarah yang harus dilakukan,” katanya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Polpum Kemendagri yang juga Ketua Umum MIPI, Bahtiar mengatakan, sejatinya upaya menyiapkan generasi muda untuk Indonesia emas 2045 merupakan tanggung jawab pemerintah, baik pusat dan daerah. Namun dia tak memungkiri, karena banyaknya tantangan yang perlu diatasi, upaya menyiapkan generasi muda sebagai pemimpin di masa depan juga perlu didukung oleh pihak terkait, tak terkecuali oleh MIPI.

Di lain sisi, Bahtiar mengungkapkan, di masa depan tantangan yang harus dihadapi bangsa cukup banyak. Tantangan tersebut bukan hanya dalam memperjuangkan kepentingan bangsa Indonesia, melainkan juga memastikan agar para pemimpin bangsa pada 2045 memiliki wawasan kepimimpinan global.

“Karena tidak mungkin kita hidup sendiri di 2045. Kita juga tetap harus berinteraksi dengan penduduk dunia lainnya. Tidak ada satu pun negara di dunia yang mampu hidup sendiri tanpa sokongan negara lain,” pungkasnya.

MIPI dan perwakilan organisasi pemuda se-nasional juga telah membangun memorandum of understanding (MoU) atau kesepahaman. Upaya itu diharapkan dapat semakin meneguhkan kesiapan para pemuda dalam mengatasi tantangan kepemimpinan di masa depan.

 

(Kiki Agung\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar