Apa Kepentingan Timur dan Barat Atas Kemenangan Erdogan? (3)

Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan (iene.eu)
Turkiye, law-justice.co - Mereka memberikan dana besar dan akses tanpa visa bagi orang Turki yang ingin masuk wilayah Uni Eropa (meski ini tak jadi diterapkan setelah Erdogan memenjarakan kritikus dan lawan politiknya).
Sebagai imbalan, Erdogan akan berusaha untuk mencegah migran tanpa dokumen resmi meninggalkan wilayah Turki dan masuk ke Uni Eropa.
Namun, jumlah pengungsi Suriah yang meluap di Turki menuai banyak protes dari penduduknya.
Bahkan, di masa pemilihan umum, semua partai politik berjanji untuk memberikan solusi untuk “masalah migran” itu.
Uni Eropa berprasangka bahwa ada kemungkinan para pengungsi akan dikeluarkan oleh Turki dan dikembalikan ke Suriah yang dapat membahayakan mereka.
Tak hanya itu, Turki bisa saja memperbolehkan penyelundup migran kembali berulah serta mengirim kapal untuk para pencari suaka dan pengungsi agar dapat melintasi Laut Mediterania.
Di sisi lain, para pemimpin Uni Eropa juga sedang kurang bersahabat dengan Turki akibat anggota mereka, Yunani, yang menghadapi perselisihan dengan Erdogan terkait sejumlah pulau yang ada di Laut Aegea.
Sementara, Siprus masih menaruh dendam setelah Erdogan memberikan solusi yang menyatukan Yunani dan Turki untuk terbelahnya wilayah itu akibat invasi Turki yang terjadi hampir 50 tahun lalu.
Pihak Barat dulu memandang Turki sebagai negara yang strategis karena posisinya sebagai jembatan antara Eropa dan Timur Tengah. Namun, status Turki kini sudah berubah akibat invasi Rusia terhadap Ukraina.
Tak banyak yang mengira akan ada perubahan kebijakan besar-besaran saat Erdogan memasuki dekade ketiganya berkuasa. Namun, para sekutu Turki sedang memantau keputusan-keputusannya dengan sangat
Sebab, apa pun yang dilakukan Turki akan berdampak kepada mereka.
Komentar