Nasib Jalan Layang Peninggalan Ahok: Kumuh Berubah Jadi Hunian PMKS

Senin, 29/05/2023 16:00 WIB
Mantan GUbernur DKI Jakarta dan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Merdeka).

Mantan GUbernur DKI Jakarta dan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Merdeka).

Jakarta, law-justice.co - Sudah delapan tahun, proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) warisan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di wilayah Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara terbengkalai.

Proyek mangkrak warisan Ahok itu kini berubah menjadi area kumuh dan tempat berdirinya gubuk milik Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).


Nampak di lokasi, sebuah gubuk bedeng berdiri. Dindingnya terbuat dari triplek kayu dengan kardus-kardus yang berserakan di sampingnya.

Gubuk bedeng itu jauh dari kata layak untuk tempat tinggal.

Atapnya hanya terdiri dari susunan seng dengan ban-ban bekas tak beraturan.

Hanya ada tikar yang telah dilapisi kardus tergelar untuk menghilangkan dingin malam bagi penghuninya.

Penampakan JLNT Pluit kini tak ubahnya hunian PMKS dengan barang-barang rongsokan tergeletak di atas aspal.

Diketahui, JLNT Pluit mulai dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Ahok tahun 2015 silam dengan panjang 10,1 Kilometer.

Jalan layang ini membentang dari Jalan Pluit Barat Raya hingga Jalan Pluit Selatan Raya.

Proyek JLNT Pluit dibuat untuk mengurai kemacetan.

Namun hingga kini tak ada kejelasan penyelesaiannya.

Seorang pencari rongsok, Umi Yanah mengaku sudah tinggal di atas JLNT Pluit sejak dua tahun silam.

"Tinggal di sini sama anak sama suami, sudah dua tahun tinggal disini," kata Umi saat ditemui, Senin (29/5/2023).

Wanita asal Pandeglang, Banten itu terpaksa tinggal di JLNT Pluit lantaran tak mampu menyewa kontrakan di ibu kota yang dirasakannya mahal.

Jangankan menyewa kontrakan, untuk memberikan makan anak-anaknya pun Umi mengaku kesulitan.

"Karena terpaksa, karena anak dan buat makan, kalo untuk bayar kontrakan kita ga bisa ngapa ngapain. Saya asal Banten Pandeglang, ke Jakarta untuk cari duit. Di kampung ga punya sama sekali," katanya. 

 

(Kiki Agung\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar