Simak Daftar Rekomendasi Saham yang Diprediksi Raih Cuan Pekan Ini

Senin, 29/05/2023 08:32 WIB
Daftar saham unggulan (bisnis)

Daftar saham unggulan (bisnis)

Jakarta, law-justice.co - Pada perdagangan pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 17,23 poin atau minus 0,26 persen ke level 6.687.

Investor asing mencatat beli bersih (net buy) Rp1,74 triliun selama sepekan. Dalam sepekan terakhir, indeks saham tercatat menguat tiga kali dan melemah dua kali. Secara total, performa indeks saham melemah 0,20 persen.

Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Yulianto Aji Sadono mengatakan rata-rata nilai transaksi harian bursa naik 1,06 persen dari Rp10,01 triliun pada pekan lalu menjadi Rp10,12 triliun.

Tak jauh beda, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga menguat 1,33 persen dalam sepekan dari 1.270.046 transaksi menjadi 1.286.887 transaksi.

Sedangkan rata-rata volume transaksi bursa turun 16,90 persen dari 21,01 miliar saham menjadi 17,460 miliar.

"Nilai kapitalisasi pasar bursa berubah 0,21 persen menjadi Rp9.484 triliun dari Rp9.504 triliun pada penutupan pekan sebelumnya," katanya seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (26/5).

Pengamat Pasar Modal, Oktavianus Audi memproyeksi IHSG bergerak cenderung melemah meski terbatas pada pekan ini di level support 6.632 dan resistance 6.767.

Ada 3 sentimen utama yang diwaspadai Audi. Pertama, rilis data peredaran uang dalam arti luas (M2) Indonesia April 2023 yang jika kembali melambat pertumbuhannya akan memberikan dampak buruk berupa keterbatasan likuiditas sehingga memperlambat aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Kedua, rilis data tingkat pengangguran Amerika serikat pada Mei 2023 yang diperkirakan secara konsensus naik ke 3,5 persen. Audi melihat kenaikan ini tidak akan mengubah pandangan The Fed untuk tetap bersikap hawkish, di mana bakal berdampak negatif terhadap pasar saham.

Ketiga, Audi menyoroti batas tenggang waktu negosiasi plafon utang yang jika tidak dinaikkan maka menimbulkan potensi gagal bayar pemerintah AS. Menurutnya, ada potensi efek domino negatif ke pasar global, termasuk Indonesia, jika urusan utang AS tak segera rampung.

"Jika IHSG gagal mempertahankan level support, maka kami memperkirakan tekanan pelemahan akan semakin kuat," katanya seperti melansir cnnindonesia.com.

Pada kondisi ini, Audi menyarankan investor melirik sektor transportasi. Menurutnya, sektor ini bakal cuan berkat pergerakan teknikal saham yang potensial.

Secara teknikal, ia merekomendasikan dua saham untuk dibeli secara spekulatif, yakni PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) di level 1.060 dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) di posisi 2.860. Audi mematok ASSA bisa menembus 1.295 dan MDKA mampu menyentuh angka 3.350 pekan ini.

Selain itu, ia menyarankan investor melirik saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk alias TBIG yang meroket 3,41 persen ke posisi 2.120 pekan lalu. Audi memprediksi pekan ini TBIG bergerak di rentang 2.010-2.420.

Terakhir, Audi menyoroti saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) yang naik 1,94 persen ke level 316 pada pekan kemarin. Ia menyarankan investor melakukan buy on break (BoB) saham BMTR di angka 320, di mana level resistance diramal mencapai 350.

Tak jauh beda, Pelatih Investasi Saham dan Derivatif sekaligus CEO Akela Trading System, Hary Suwanda menilai indeks saham masih dalam fase konsolidasi. Dia memprediksi pekan ini IHSG bergerak dalam rentang 6.656 hingga 6.772.

Hary menyoroti secara khusus suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang kembali ditahan di angka 5,75 persen. Menurutnya, hal ini akan menimbulkan gap tipis dengan suku bunga acuan The Fed yang diproyeksi masih akan terus naik.

"Sementara The Fed masih menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,25-5,50 persen, maka pasca FOMC 14 Juni 2023 nanti interest rate differential antara suku bunga BI dengan Fed Fund Rate menjadi sangat kecil, yakni hanya 0,25-0,50 persen. Angka yang sangat kritis," katanya.

Hary menyebut pengetatan likuiditas yang dilakukan The Fed membuat pertumbuhan IHSG kurang kondusif. Namun, ia menangkap sinyal bahwa para petinggi The Fed tidak akan terus menaikkan suku bunga acuan.

Akan tetapi, Hary menilai ada kabar bagus soal ancaman gagal bayar utang AS, di mana akhirnya Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy mencapai kata sepakat soal pagu utang Negeri Paman Sam.

"Sehingga saat ini mereka tengah bekerja menyelesaikan detail kenaikan batas utang AS tersebut. Dengan demikian, Treasury Department akan leluasa menerbitkan obligasi baru dan semua akan berjalan normal kembali seperti sedia kala," ujar Hary.

Sementara itu, Hary menyebut investor yang berinvestasi pada emiten dengan fundamental kuat tidak perlu khawatir. Sedangkan para trader kudu disiplin dengan trading plan serta manajemen risiko sebagai kunci penting yang harus dipatuhi.

"Sektor consumer harus diperhatikan karena sektor ini tidak terlalu terpengaruh terhadap krisis. Dalam kondisi resesi terburuk sekalipun orang masih butuh sembako," saran Hary.

Hary merekomendasikan saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang tumbuh 2,06 persen pekan lalu ke posisi 1.735. Menurutnya, BRIS bisa menguat hingga level 1.915 pekan ini.

Ada juga saham milik PT MD Pictures Tbk alias FILM yang meroket 5,12 persen ke level 2.260 sepekan lalu. Hary meramal FILM bakal bergerak di rentang 1.935 hingga 2.590 pada pekan ini.

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar