Kecam Menteri Israel Datangi Kompleks Al Aqsa, Indonesia: Provokatif!

Selasa, 23/05/2023 08:55 WIB
Kecam Menteri Israel Datangi Kompleks Al Aqsa, Indonesia: Provokatif! (REUTERS/RONEN ZVULUN)

Kecam Menteri Israel Datangi Kompleks Al Aqsa, Indonesia: Provokatif! (REUTERS/RONEN ZVULUN)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah lewat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengecam kunjungan Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir ke Kompleks Al Aqsa di Yerusalem pada akhir pekan lalu.

Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah melontarkan kecaman tersebut dan menilai aksi Ben Gvir bisa meningkatkan ketegangan.

"Indonesia mengecam aksi provokatif tersebut. Aksi tersebut hanya akan meningkatkan ketegangan, tidak saja di Yerusalem, namun juga di wilayah pendudukan lainnya," kata Faizasyah seperti melansir cnnindonesia.com.

Kunjungan Ben Gvir ke Al Aqsa bukan kali pertama. Pada Desember 2022, dia melakukan hal serupa.

"Saya senang datang ke Temple Mount, tempat paling penting bagi warga Israel," kata dia, Minggu, seperti dikutip dari Reuters.

Dalam kunjungan terbaru itu, ia juga mengatakan pemerintah Israel punya hak istimewa menyambangi kompleks tersebut.

Ben Gvir bahkan mengatakan Tel Aviv mengubah Al Aqsa secara diam-diam dan perlahan. Namun, dia tak menerangkan lebih rinci perubahan yang dimaksud.

"Ada perubahan yang kami lakukan seperti yang mereka katakan pelan-pelan, pelan-pelan, diam-diam, diam-diam," tutur Ben Gvir.

Kunjungan Ben Gvir membuat murka sederet negara mayoritas Muslim dan sekutu dekatnya Amerika Serikat.

AS menilai situs suci tersebut tak boleh digunakan untuk kepentingan politik.

Sementara itu, Turki, Arab Saudi, Bahrain, Qatar, dan Yordania mengecam aksi menteri Israel. Mereka juga menganggap kunjungan tersebut melanggar hukum internasional dan memicu potensi konflik lebih lanjut.

Kompleks Al Aqsa kerap menjadi titik konflik warga Palestina dan Israel.

Pada pertengahan April lalu misalnya, pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al Aqsa dan memukuli beberapa jemaah yang ada di masjid.

Aksi kekerasan pasukan Israel lantas memicu protes warga dan kecaman komunitas internasional, terutama negara mayoritas Muslim.

Imbas serangan itu, milisi di Gaza juga meluncurkan roket ke wilayah selatan Israel.

Selain itu, Israel mendapat serangan roket dari milisi Palestina yang beroperasi di Lebanon.

Kemudian pada awal Mei, konflik milisi Palestina dan Israel kembali pecah usai gempuran Israel menewaskan tiga komandan milisi jihad Islam.

 

 

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar