Parpol & Ormas Islam Disebut Jadi Kendaraan Politik Posisi Cawapres
Ilustrasi kekuatan suara Islam di Indonesia. Foto: Merdeka.com
Jakarta, law-justice.co - Partai berbasis Islam dan organisasi keislaman dinilai menjadi kendaraan politik bagi mereka yang hendak menjadi cawapres pada kontestasi pemilihan presiden 2024 mendatang. Sejumlah tokoh politik disebut, baik yang memang berkecimpung dalam parpol berhaluan Islam hingga mereka yang mencoba dapat sokongan dari kekuatan politik Islam.
"Organisasi keagamaan dan juga parpol berbasis Islam jadi sarana komunikasi kandidat untuk cawapres. Sebut saja Cak Imin (Muhamimin Iskandar), Sandiaga Uno dan Erick Thohir," kata pakar komunikasi politik Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo, mengutip Antara, Senin (24/4/2023).
Ia menjelaskan manuver politik yang dilakukan Erick Thohir sudah tercermin saat Menteri BUMN itu mulai merapat ke kekuatan organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).
Erick sendiri telah resmi menjadi anggota Banser NU pada November 2021 lalu. Erick menjadi Banser setelah mengikuti rangkaian pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar) di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Banser merupakan lembaga semi otonom dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor, organisasi pemuda NU yang berdiri sejak 1930.
Sementara itu, keputusan Sandiaga Uno yang eksodus ke partai PPP, juga dinilai menjadi manuver politik dalam upaya mengeruk elektoral dari basis pemilih masyarakat Islam. Menurut Suko, kepindahan Sandi dari Gerindra ke PPP, praktis tampa kendala berarti, meski sempat menjadi perhatian dari Prabowo Subianto selaku Ketum Gerindra.
Kata Suko, realitas politik kekinian memang sedang memperebutkan posisi cawapres. Sebab, percaturan politik pemilihan presiden, katanya, kemungkinan besar berkutat pada kekuatan dua poros, antara Ganjar melawan Prabowo.
"Prabowo tetap tagar sebagai capres, walau nanti waktu bisa bicara lain," ucapnya.
Oleh karena itu, lanjut Suko, para elite politik memanfaatkan situasi politik kekinian dengan cara mengejar keuntungan di antara poros kekuatan yang bertarung.
"Posisi yang realistis sekarang yakni cawapres atau malah salah satu ketua tim sukses," tuturnya.
Komentar