Bill Gates, Jack Ma dan Elon Musk Sepakat ChatGPT Bahayakan Manusia

Selasa, 04/04/2023 20:40 WIB
CEO Space X Elon Musk  (foto: breitbart)

CEO Space X Elon Musk (foto: breitbart)

Jakarta, law-justice.co - Deretan orang terkaya di dunia seperti Elon Musk, Bill Gates, dan Jack Ma mengatakan bahwa kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT berbahaya. Namun perusahaan milik Bill Gates yakni Microsoft berinvestasi di pengembang ChatGPT, OpenAI.

Jack Ma membagikan pandangannya mengenai ChatGpt saat berkunjung ke sekolah swasta Yungu yang didirikan oleh mitra Alibaba di Provinsi Zhejiang, Cina Timur. Ia mengatakan, teknologi AI ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan.

Bahkan ChatGPT merupakan era awal perkembangan AI. “Kita (manusia) harus menggunakan AI untuk menyelesaikan masalah ketimbang dikendalikan oleh AI,” kata Jack Ma dalam unggahan di WeChat sekolah Yungu, dikutip dari Global Times, akhir pekan lalu (27/3).

“Meskipun kekuatan fisik dan mental manusia tidak sebanding dengan mesin, tetapi manusia memiliki `hati` sementara mesin hanya memiliki `chip`," kata Ma.

Ia mencatat, selama era industri, manusia didorong untuk berkompetisi di bidang pengetahuan. Namun di era digital, orang didorong oleh kebijaksanaan, kompetisi kreasi dan imajinasi, kepemimpinan dan tanggung jawab, dan berpikir mandiri.

Elon Musk dan para bos perusahaan teknologi membuat surat terbuka meminta eksperimen teknologi AI ditunda setidaknya enam bulan. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, surat tersebut ditandatangani oleh 1.377 orang per Pukul 15.38 WIB Kamis (30/3).

Surat itu diterbitkan Rabu (29/3) oleh Future of Life Institute, kelompok kampanye nirlaba. “Kami mengimbau semua laboratorium AI segera menghentikan sementara setidaknya enam bulan pelatihan sistem AI yang lebih kuat dari GPT-4,” kata kelompok itu dikutip dari Financial Times, Kamis (30/3).

“Jeda ini harus bersifat publik dan dapat diverifikasi, serta menyertakan semua aktor utama. Jika jeda seperti itu tidak dapat diberlakukan dengan cepat, pemerintah harus turun tangan dan melembagakan moratorium,” kata mereka.

Surat itu terkait serbuan peluncuran AI yang inovatif selama lima bulan terakhir, termasuk ChatGPT OpenAI yang didukung oleh Microsoft. Perusahaan seperti Google, Microsoft, dan Adobe juga menambahkan jenis fitur AI generasi terbaru ke mesin pencarian.

“Sistem AI dengan kecerdasan kompetitif manusia dapat menimbulkan risiko besar bagi masyarakat dan kemanusiaan,” ujar mereka.

Bill Gates pun menilai ChatGPT bisa menggantikan posisi pekerja kantoran. “AI akan diperdebatkan sebagai topik terpanas tahun ini,” kata dia baru-baru ini kepada Forbes, dikutip dari Fortune, pada Januari (3/1). “Ini sama pentingnya dengan PC, seperti internet."

Oleh karena itu, Bill Gates menghabiskan sekitar 10% waktunya untuk berdiskusi dengan tim Microsoft tentang peta jalan produk. Microsoft menyuntik modal pengembang ChatGPT, OpenAI sejak 2019.

Pada kesempatan berbeda, Bill Gates menilai AI belum berdampak pada pasar kerja. “Tetapi ini akan berpengaruh, karena selalu menjadi pertanyaan tentang apa yang akan terjadi jika Anda membuat sesuatu yang lebih murah," ujarnya dikutip dari Australian Financial Review.

"Saat kamu membuat pekerjaan dokter menjadi lebih efisien (dengan AI), bukan berarti kamu membutuhkan lebih sedikit dokter, tapi ada beberapa area yang berubah," tambah dia.

"Seiring waktu, tenaga kerja akan pergi dan melakukan pekerjaan lain, tapi kini akan ada lebih banyak kecemasan tentang fakta bahwa AI menargetkan pekerja kerah putih," ujar Bill Gates.

 

(Kiki Agung\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar