RI Teken Investasi dengan Ford dan Huayou, Bagaimana Nasib Vale?

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) (Net)
Jakarta, law-justice.co - Dua perusahaan raksasa dunia, Ford Motor asal Amerika Serikat, dan Zhejiang Huayou Cobalt asal Cina, telah menyepakati kerja sama investasi dalam proyek smelter nikel bersama PT Vale Indonesia Tbk. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut nilai investasinya mencapai US$ 4,5 miliar.
Ia bangga karena proyek ini bisa menyatukan Ford dan Huayou, ketika negara asal mereka sedang bertarung alias terlibat dalam tensi dagang yang tinggi. Kedua perusahaan pun sepakat berkongsi dengan Vale untuk menggarap proyek smelter nikel berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
"Pertama ini kita deal melakukan bisnis, pasca pertarungan mereka," kata Bahlil usai bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 31 Maret 2023.
Menurut Bahlil, smelter berteknologi HPAL ini bertujuan untuk membangun material baterai kendaraan listrik. Ia pun menyebut proyek ini sudah dimulai tahun ini. Selain HPAL, ketiga perusahaan juga mempertimbangkan untuk memproduksi prekursor.
Sebelumnya, tanda tangan investasi diumumkan kemarin dalam kunjungan Jokowi ke pabrik Vale. Jokowi senang Ford dan Huayou terlibat proyek ini bersama Vale. Jokowi mengklaim kedua perusahaan tertarik masuk ke Indonesia karena melihat 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia atau yang terbesar.
"Itu kekuatan kita dan kita tidak ingin nikel habis karena di ekspor mentahan bertahun tahun," kata Jokowi saat mengunjungi smelter dan Taman Kehati Sawergading Wallacea milik Vale Indonesia di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis, 30 Maret 2023. "Makanya sejak 2020, saya setop enggak boleh ekspor mentahan lagi tapi harus barang setengah jadi atau barang jadi."
Sebelumnya Jokowi datang, Vale diketahui menyepakati kerjasama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company atau Huayou asal Cina untuk mengembangkan smelter nikel berteknologi HPAL di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Smelter akan menghasilkan 60.000 ton nikel untuk bahan baku baterai, akhir tahun lalu.
Vale memperkirakan nilai investasi smelter nikel bersama dengan Huayou mencapai kisaran US$1,8 miliar atau sekitar Rp26,64 triliun. Dalam proyek ini, Vale dan Huayou akan menggelontorkan investasi sebesar US$1,8 miliar dengan porsi kepemilikan masing-masing 30 persen Vale dan 70 persen Huayou. Smelter diperkirakan rampung dalam tiga tahun antara akhir 2025 atau awal 2026.
CEO Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan pabrik HPAL baru ini akan mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 60.000 ton produk nikel dalam MHP. Tak hanya Huayou, Ford pun belakangan juga ikut ambil bagian.
Dalam pertemuan dengan Jokowi hari ini, Bahlil juga melaporkan terkait perpanjangan kontrak atau izin pertambangan untuk perusahaan seperti Vale hingga Freeport di Papua. Kontrak Karya untuk Vale misalnya, akan berakhir Desember 2025.
Tiga gubernur diketahui sempat menolak perpanjangan kontrak Vale. Ketiganya yaitu Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, dan Gubernyr Sulawesi Tengah Rusdy Mastura.
Tapi dalam kunjungan ke Sulawesi Selatan, Jokowi memastikan belum ada keputusan. "Ini masih dalam proses kalkulasi, perhitungan dari Kementerian terkait. Segera akan diumumkan," kata dia.
Sementara di Istana hari ini, Bahlil menyebut dirinya dan Jokowi membahas kemungkinan-kemungkinan dari segi aturan tentang perpanjangan kontrak ini. Ia tak merinci kemungkinan aturan yang dibahas, tapi memastikan pemerintah ingin dapat keuntungan maksimal dari perpanjangan izin perusahaan seperti Vale, Freeport, dan yang lainnya.
Komentar