Soal Sebut DPR Markus, Arteria Dahlan PDIP Ancam Perkarakan Mahfud MD

Kamis, 30/03/2023 07:21 WIB
Politikus PDIP Arteria Dahlan. (Instagram @sahabatarteriadahlan)

Politikus PDIP Arteria Dahlan. (Instagram @sahabatarteriadahlan)

Jakarta, law-justice.co - Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan mendesak Menko Polhukam, Mahfud MD segera mencabut pernyataannya soal DPR markus.

Dia juga mengaku akan memperkarakan hal tersebut jika Mahfud MD tidak segera mencabutnya.

"Tadi Prof begitu keras, DPR itu keras padahal markus minta proyek. Prof harus cabut itu, saya minta Prof cabut," ujar Arteria dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III, Rabu (29/3).

Menurut Arteria, ucapan Mahfud akan menggiring opini publik yang membuat citra DPR buruk. Dia khawatir orang-orang mengira semua anggota DPR, markus seperti yang dikatakan Mahfud MD.

"Jangan-jangan nanti orang ngira anggota DPR seperti yang Prof katakan. Saya minta Prof cabut atau nanti saya perkarakan juga ini," tuturnya.

Dia juga berbicara soal kariernya hingga pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyeret nama Kepala BIN Budi Gunawan.

Arteria mengaku menghormati Mahfud MD sebagai guru. Namun, menurutnya, tantangan Mahfud MD agar Arteria melaporkan Budi Gunawan sekaan menjerumuskan anak didiknya sendiri.

"Saya hormati Prof orang tua dan guru saya. Prof membunuh anak-anak yang Prof didik sendiri kalau begini caranya Prof," kata dia.

"Saya punya karier dari kecil Prof. Saya tidak pakai fasilitas apapun, tiba-tiba Prof mencoba membenturkan saya dengan amat yang saya hormati Pak Budi Gunawan tadi," imbuhnya.

Dia mengaku kaget saat mendapat tantangan dari Mahfud MD di Twitter. Namun, Arteria mengaku tak akan meladeni tantangan tersebut.

"Tiba-tiba saya kaget ditantang, saya mencoba sabar. Semua orang punya keberanian, saya pastikan saya punya keberanian. Tapi saya katakan saya tidak berani menerima tantangan Prof," kata dia.

Arteria juga mengaku dibuli banyak pihak dan disebut penakut lantaran mengaku tak berani menghadapi Mahfud MD.

"Dibuli Prof, (dibilang) cupu, penakut, banyak bacot, dan sebagainya. Saya katakan beliau saya anggap orang tua saya dan guru, justru dibilang alasan klasik," ucapnya.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar