Pemilu 2024

Pemimpin Sederhana Tak Begitu Lagi Penting Bagi Generasi Z & Milenial

Minggu, 19/03/2023 21:01 WIB
Usai Pemilu 2019, masyarakat diminta menjaga toleransi. (Foto: okezone)

Usai Pemilu 2019, masyarakat diminta menjaga toleransi. (Foto: okezone)

Jakarta, law-justice.co - Jakarta, Law-justice.co - Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menunjukkan partisipasi politik anak muda bakal berperan penting dalam menentukan hasil Pemilu 2024. Jika hak suara anak muda digunakan secara keseluruhan, maka akan berdampak secara signifikan pada politik elektoral partai politik, calon wakil rakyat di parlemen hingga calon presiden dan wakilnya.

Dalam risetnya, CSIS memproyeksikan jumlah pemilih muda dalam pemilu nanti bakal menembus hampir 60 persen dari total pemilih, seiring adanya perubahan demografi. Jika di total, jumlah pemilih muda bisa mendekati 114 juta orang yang berisikan kelompok generasi Z dan milenial berusia rentang 17-39 tahun.  

Dari total jumlah pemilih tersebut diprediksi tingkat partisipasi politik akan signifikan, mengingat tren baik di dua hajat politik sebelumnya. Pada Pemilu 2019, tingkat partisipasi politik pemilih muda berkisar 91,3 persen, naik dibanding pada Pemilu 2014 sebesar 85,9 persen. Sedangkan pemilih muda yang tidak menunaikan hak politiknya berada pada tren yang menurun. Pada Pemilu 2014, mereka yang golput mencapai 11,8 persen dan turun menjadi 8,0 persen pada Pemilu 2019.

Dalam menentukan pilihannya, mereka generasi Z dan milenial memiliki cara pandang berbeda dibanding hajat politik pada 2019 lalu. Jika pada pemilu
2019, mereka lebih melihat persona atau karakter pemimpin yang merakyat dan sederhana, kini perspektif mereka adalah bagaimana memilih pemimpin yang mengedepankan prinsip kejujuran citra dan anti-korupsi.

Perlu diketahui, satu bulan menjelang pemilu 2019 sebesar 39,2 persen responden berpendapat bahwa karakter pemimpin yang merakyat dan sederhana dibutuhkan untuk memimpin Indonesia. Ketika itu hanya 11,1 persen responden yang mengatakan membutuhkan pemimpin yang jujur dan anti-korupsi.

Tingginya kesukaan publik terhadap pemimpin yang merakyat dan sederhana mungkin bisa menjelaskan kemenangan presiden petahana Joko Widodo pada pemilu 2019, dibandingkan Prabowo Subianto yang dipersepsikan pemilih sebagai tokoh yang tegas dan berwibawa.

Pada aspek isu politik strategis, sebagian besar pemilih muda melihat  isu ekonomi dan korupsi masih menjadi isu politik penting yang menarik minat mereka. Sebesar 44,4 persen responden menaruh perhatian pada aspek peningkatan kesejahteraan masyarakat. Isu ekonomi lainnya adalah terkait akses terhadap lapangan kerja.

Adapun persentasenya adalah pemimpin dengan prinsip dipilih sebanyak 34,8 persen) sedangkan pemimpin dengan citra sederhana dan merakyat sebesar 15,9 persen. Lainnya, pemimpin yang diharapkan adalah mereka yang memiliki pengalaman, yakni persentasenya 16,8 persen.

(Rohman Wibowo\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar