Yakin Vladimir Putin Bisa Diadili, Jaksa ICC Berkaca pada Perang Nazi

Minggu, 19/03/2023 09:49 WIB
Vladimir Putin sedang menembak (Tribun)

Vladimir Putin sedang menembak (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Kepala Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional, Karim Khan mengaku optimis Presiden Rusia, Vladimir Putin dapat diadili atas dugaan kejahatan yang dilakukan selama perang Rusia di Ukraina.

Menurut dia, Putin bisa diadili meskipun Moskow menyebut, negara tersebut tak akan tunduk pada putusan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Selama melakukan sesi wawancara dengan CNN, Khan memberi beberapa contoh pengadilan internasional yang berhasil mengadili pemimpin negara saat perang Nazi, mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milošević, dan mantan pemimpin Liberia Charles Taylor.

"Mereka semua adalah individu yang perkasa dan kuat, namun mereka menemukan diri mereka di ruang sidang," katanya.

Surat penangkapan untuk Putin telah dikeluarkan pada Jumat waktu setempat. Bukan hanya Putin, pejabat Rusia Maria Lvova-Belova juga menerima surat penangkapan itu.

Keduanya dituduh melakukan kejahatan perang melalui skema deportasi anak-anak Ukraina ke Rusia - sebuah praktik yang dipertahankan oleh pemerintah Rusia karena menyelamatkan mereka sambil menyangkal bahwa deportasi itu dipaksakan.

Khan bahkan menyebut, keputusan ini menjadi sejarah. Sebab, Putin menjadi kepala negara pertama dari anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang dikeluarkan dengan surat perintah penangkapan.

Sementara itu, surat penangkapan juga telah ditolak oleh Kremlin pada. dengan alasan, mereka tidak tunduk pada keputusan ICC.

"Rusia, seperti sejumlah negara bagian, tidak mengakui yurisdiksi pengadilan ini dan, oleh karena itu, keputusan semacam ini batal demi hukum untuk Federasi Rusia dari sudut pandang hukum," cuit juru bicara Dmitry Peskov pada hari Jumat.

Tapi Khan mengatakan itu tidak masalah. "Pasal 27 Statuta Roma memperjelas bahwa posisi resmi seseorang tidak relevan dengan yurisdiksi pengadilan. Hakim pengadilan yang independen juga menganggap tepat" untuk mengeluarkan surat perintah, tambahnya.

Pengadilan tidak melakukan persidangan in absentia, sehingga pejabat Rusia yang didakwa harus diserahkan oleh Moskow atau ditangkap di luar Rusia.

Tetapi hakim ICC masih dapat mengizinkan sidang konfirmasi - di mana hakim menilai bukti sebelum persidangan - untuk dilanjutkan tanpa mereka, kata Khan.

"Kenyataan sederhananya adalah bahwa kejahatan ini tidak disembunyikan," kata Khan juga.

Lvova-Belova, Komisaris Rusia untuk Hak Anak, menolak surat perintah penangkapan ICC terhadapnya pada hari Jumat. Dia bahkan menyebut komunitas internasional justru mengakui pekerjaannya memindahkan anak-anak dari zona perang.

"Sangat menyenangkan bahwa komunitas internasional menghargai pekerjaan untuk membantu anak-anak negara kita, bahwa kita tidak meninggalkan mereka di zona perang, kita membawa mereka keluar, kita menciptakan kondisi yang baik untuk mereka, kita mengelilingi mereka dengan kasih sayang, "katanya kepada wartawan.

Lvova-Belova secara teratur mengunjungi Ukraina yang diduduki Rusia, dan pemerintah Rusia membanggakan dirinya secara pribadi mengawal banyak anak-anak kembali dari negara itu.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar