Polisi Penembak Gas Air Mata Bebas, Gerindra Minta JPU Lekas Bertindak

Jum'at, 17/03/2023 20:40 WIB
Suporter Arema FC, Aremania masuk kedalam area dalam stadion yang menyebabkan kerusuhan usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Puluhan orang meninggal dalam tragedi ini. Arema FC kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Foto: Tunggadewi

Suporter Arema FC, Aremania masuk kedalam area dalam stadion yang menyebabkan kerusuhan usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Puluhan orang meninggal dalam tragedi ini. Arema FC kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Foto: Tunggadewi

Jakarta, law-justice.co - Anggota Komisi III DPR Fraksi Gerindra Habiburokhman mendesak jaksa penuntut umum (JPU) segera mengambil upaya hukum terkait vonis bebas yang dilakukan majelis hakim Pengadilan Negeri Surabaya terhadap mantan Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.

Adapun Bambang divonis bebas lantaran penembakan gas air mata yang dilakukan di Tragedi Kanjuruhan dinilai tertiup angin.


"Kami minta JPU ajukan upaya hukum secepatnya," ujar Habiburokhman saat dimintai konfirmasi, Jumat (17/3/2023).

Habiburokhman menjelaskan, pihaknya akan mempelajari kasus tersebut secara detail supaya mengetahui di mana letak akar masalahnya.

Dia mengingatkan bahwa putusan pengadilan, apa pun hasil putusannya, harus dihormati.

"Dan cara terbaik mengkritisi putusan pengadilan yang dianggap tidak telat ya dengan mengajukan upaya hukum, baik banding maupun kasasi," imbuh dia.

Dilansir dari Kompas TV, terdakwa Tragedi Kanjuruhan, mantan Kasat Samapta Polres Malang dijatuhi vonis bebas oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (16/3/2023).

Terdakwa AKP Bambang Sidik Achmadi dinilai tidak terbukti dalam tiga dakwaan oleh jaksa penuntut umum di kasus Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.

“Menimbang memperhatikan fakta penembakan gas air mata yang dilakukan anggota Samapta dalam komando terdakwa Bambang saat itu asap yang dihasilkan tembakan gas air kata pasukan terdorong angin ke arah selatan menuju ke tengah lapangan," ujar hakim ketua Abu Ahmad Sidqi Amsya.

Hakim menyebut asap mengarah ke pinggir lapangan, sehingga belum sampai ke tribun selatan Stadion Kanjuruhan, asap tersebut tertiup angin ke atas.

“Dakwaan kumulatif ke satu, dua dan tiga tidak terpenuhi maka terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana, sehingga terdakwa dibebaskan dari seluruh dakwaan," kata hakim.

 

(Kiki Agung\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar